Skip to content

F. Felicitas Sri Purwani

Jenis Layanan:
, , ,

F. Felicitas Sri Purwani

“Become friends for change”
Keahlian Keorganisasian:
Kampanye dan Advokasi, Kemitraan dan Pelibatan Para Pihak, Kepemimpinan, Pengelolaan Pengetahuan, Perencanaan Strategis, Tata Kelola Organisasi
Keahlian Tematik:
Ekonomi Kemasyarakatan, GESI, HAM dan Bantuan Hukum Kebijakan Publik, Kemitraan Publik-Swasta-Komunitas, Kesehatan Masyarakat, Pemberdayaan Desa, Pemberdayaan Pemuda, Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Pengorganisasian Komunitas/ Masyarakat

Keterampilan Bahasa Inggris:

Listening:

Sedang

Reading:

Sedang

Speaking:

Sedang

Writing:

Sedang

Sri Purwani berkecimpung di lemabag swadaya masyarakat sejak tahun 1998. Ani, demikian biasa disapa, mempunyai banyak pengalaman dalam penguatan kapasitas, pendampingan, fasilitasi, dan konsultansi bagi organisasi masyarakat sipil, kelompok masyarakat, serta institusi dan lembaga pemerintahan. Mempunyai latar belakang sebagai aktivis pergerakan sosial dengan pendidikan filsafat dan ilmu pemerintahan, memberi dampak komprehensif  dalam setiap proses kerja-kerja pendampingan, konsultasi, penyusunan modul, maupun dokumentasi pembelajaran program.

Secara kelembagaan, Ani bergabung dengan Yayasan SATUNAMA pada 2004 hingga 2014 dan terlibat di beberapa program pemberdayaan masyarakat dan penguatan nilai kewargaan. Dalam waktu bersamaan, pada 2011-2013 Ani juga menjadi konsultan untuk Bank Dunia pada program Good Governance Program Java Recovery Fund di area DIY dan Jawa Tengah. Pada 2014 hingga kini, Ani bergabung bersama Yayasan Penabulu dengan beberapa program kerja yang bersinggungan dengan pemberdayaan desa dan isu GESI.

Selama 10 tahun bekerja di Yayasan SATUNAMA dengan fokus penguatan kapasitas pemerintah desa dan kabupaten, kelompok masyarakat  (perempuan dan pemuda), sektor ekonomi desa, advokasi kebijakan, serta Isu pluralisme dan gender.  Selama di Yayasan SATUNAMA, Ani pernah menyusun “Modul Dokumentasi Pembelajaran Program” bersama  Sungkonghoe University of Republic Korea dan “Modul Training of Facilitator bagi CSR Officer” untuk DSN Palm Oil. 

Sebagai salah satu konsultan program Bank Dunia, Ani terlibat dengan kerja-kerja program pemulihan pasca bencana erupsi Merapi di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Ia pun turut dalam beberapa survey yang diselenggarakan Lembaga Survey Meter pada medio 2017-2018. 

Bersama Yayasan Penabulu, Ani memiliki peran penting dalam kerja-kerja advokasi kebijakan dan hak anak, penguatan tata kelola pemerintahan desa,  penyusunan dokumentasi pembelajaran, dan penyusunan “Modul Pelatihan Pelibatan Anak dalam Musrenbangdes” dan “Modul Traning of Facilitator untuk Pendamping Anak”. Saat ini, Ani menjadi penanggungjawab Yayasan Penabulu Cabang Yogyakarta.

Untuk menjadi sebuah organisasi masyarakat sipil, kelompok masyarakat, maupun desa yang berdaya diperlukan rantai keterlibatan secara integratif dengan proses dan gerak bersama. Gerakan bersama yang dikelola secara sistemik melalui penguatan jaringan dan pengelolaan pengetahuan akan menghasilkan perubahan yang berkesinambungan melalui transformasi pembelajaran dan pertemanan lintas generasi.

Afiliasi Organisasi: Yayasan Penabulu

Pada awalnya (tahun 2002 – 2011), Penabulu adalah lembaga konsultan manajemen keuangan untuk organisasi nirlaba. Kemudian, seiring dengan perjalanan waktu, Penabulu telah memperluas area layanan pengembangan kapasitasnya ke aspek lain dari manajemen organisasi.

Selain itu, sejak 2019, Penabulu telah mengembangkan layanan untuk penelitian sebagai dasar advokasi kebijakan, pengelolaan hibah (intermediary) dan menjadi bagian dari jaringan tanggap bencana.

Untuk menguatkan keberadaan dan perannya dalam kancah OMS, Penabulu memiliki:

Visi: Masyarakat sipil Indonesia yang berdaya.

Misi: Mendorong keberdayaan dan keberlanjutan posisi dan peran organisasi masyarakat sipil di Indonesia melalui upaya penguatan kapasitas dan kapabilitas organisasi; mobilisasi, pengelolaan dan penyaluran sumber daya; pengembangan kemitraan setara antar sektor pembangunan serta penggalangan partisipasi dan keterlibatan publik seluas-luasnya.

Saat ini, Penabulu memiliki 12 cabang di seluruh Indonesia dengan sekitar 120 orang yang terlibat dalam pelaksanaan program/proyek.