Skip to content

Sardi Winata

Jenis Layanan:
, , ,

Sardi Winata

“Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan – Sutan Sjahrir”
Keahlian Keorganisasian:
Kampanye dan Advokasi, Kemitraan dan Pelibatan Para Pihak
Keahlian Tematik:
HAM dan Bantuan Hukum Kebijakan Publik, Kemitraan Publik-Swasta-Komunitas, Lingkungan dan Perubahan Iklim, Pemberdayaan Desa, Pengorganisasian Komunitas/ Masyarakat, Pertanian dan Pangan

Keterampilan Bahasa Inggris:

Listening:

Sedang

Reading:

Sedang

Speaking:

Sedang

Writing:

Sedang

Sardi Winata, lahir dan tumbuh remaja di sebuah kampung kecil di Lombok Utara. Ia merupakan sosok yang humanis dan tak diam menunggu perubahan datang. Sardi selalu haus menjemput perubahan untuk segera hadir dan bertumbuh bersama perubahan itu. Atas dasar itu, maka ia menemukan pengabdian dirinya pada aktivitivisme yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

Jiwa aktivismenya tumbuh sejak ia terlibat dalam kelompok studi-kelompok studi di lingkungan kampus. Latar belakang pendidikan sosial (red.sosiologi) meberikannya perspektif dan paradigma gerakan sosial yang kuat untuk melihat pranata sosial masyarakat dan organisasi masyarakat sipil di Indonesia. Persinggungannya dengan banyak komunitas melalui pedekatan pengorganisasian dan riset aksi partisipatoris telah memberikannya pembelajaran yang kuat bagaimana mendorong masyarakat sipil yang berdaya di Indonesia. Sardi menemukan jalur dan ruang yang tepat ketika mulai bergabung dengan Yayasan Gita Pertiwi pada 2011-2013, yang dilanjutkan bersama Yayasan Penabulu pada 2013 hingga kini. Selama hampir 10 tahun bersama Yayasan Penabulu, Sardi juga mengabdikan diri di Yayasan PEKA Indonesia sebagai Direktur Eksekutif periode 2016-2020 dan Manajer Institusi pada Proyek Kelola Sendang ZSL Indonesia pada 2018-2020.

Pengalaman bekerja bersama beberapa organisasi memperkuat keyakinan pada keahliannya dalam melakukan pengorganisasian masyarakat dan riset aksi melalui pendekatan partisiapatoris. Sardi mengembangkan kapasitas dalam pendekatan lobby dan advokasi untuk mendorong kebijakan yang berpihak kepada kelompok marjinal dan terpinggirkan. Dalam catatannya, pada tahun 2013-2015 turut menyusun “Visi Indonesia 2050” dan “Benefit Sharing FCPF Carbon Fund untuk Pendanaan Hijau di Kalimanatan Timur.” Bersama Yayasan Puter Indonesia, Sardi terlibat mengadvokasi lahirnya Peraturan Bupati tentang Batas Desa bagi 20 Desa di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Solok Selatan. Juga pada 2018-2020 ketika bergabung di ZSL Indonesia, Sardi adalah salah satu penyusun dokumen “Rencana Kolaboratif Pengelolaan Berkelanjutan Lanskap Sembilang-Dangku, Sumatera Selatan 2017-2030”.

Hal lain yang dirasa penting untuk dipaparkan, misalnya: perhatian/ketertarikan khusus, keberpihakan tertentu, atau bahkan keterbatasan yang dimiliki, dll.

Afiliasi Organisasi: Yayasan Penabulu

Pada awalnya (tahun 2002 – 2011), Yayasan Penabulu adalah lembaga konsultan manajemen keuangan untuk organisasi nirlaba. Kemudian, seiring dengan perjalanan waktu, Penabulu telah memperluas area layanan pengembangan kapasitasnya ke aspek lain dari manajemen organisasi. Sejak tahun 2019 Penabulu telah mengembangkan layanan untuk penelitian sebagai dasar advokasi kebijakan, pengelolaan hibah (intermediary) dan menjadi bagian dari jaringan tanggap bencana.

Untuk menguatkan keberadaan dan perannya dalam kancah OMS, Penabulu memiliki:

Visi: Masyarakat sipil Indonesia yang berdaya.

Misi: Mendorong keberdayaan dan keberlanjutan posisi dan peran organisasi masyarakat sipil di Indonesia melalui upaya penguatan kapasitas dan kapabilitas organisasi; mobilisasi, pengelolaan dan penyaluran sumber daya; pengembangan kemitraan setara antar sektor pembangunan serta penggalangan partisipasi dan keterlibatan publik seluas-luasnya.

Saat ini, Penabulu memiliki 12 cabang di seluruh Indonesia dengan sekitar 120 orang yang terlibat dalam pelaksanaan program/proyek.