Skip to content

CATATAN

Rekaman Layanan Jasa

Monitoring dan Evaluasi Program ECHO Green di Grobogan, Padang Pariaman dan Lombok Timur

Kegiatan monitoring dan evaluasi program Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in the Sustainable Agriculture Sector in Indonesia (ECHO Green), merupakan salah satu program konsorsium yang didanai oleh Uni Eropa, dimana Yayasan Penabulu sebagai pemimpin konsorsium yang beranggotakan ICCO, KpSHK dan Konsil LSM. Kegiatan monitoring dilakukan secara rutin di 3 kabupaten setiap 6 bulanan serta evaluasi 1 kali disetiap akhir tahun.

Rado Puji Santoso sebagai MEL Specialist melakukan kunjungan lapangan selama 3-4 hari untuk masing-masing kabupaten sasaran. Monitoring dilakukan dengan skema: FGD dengan Tim Lokal (Mitra Konsorsium) di setiap kabupaten, FGD dengan pemangku kepentingan terkait (LAs, CSO, sektor swasta) di tingkat lokal dan review tingkat kepatuhan pelaksanaan proyek baik dalam pengelolaan program maupun keuangan aspek yang antara lain dilakukan dengan membandingkan kemajuan program dan penyerapan anggaran dengan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. Dokumen review yang digunakan adalah Form Monitoring Capaian Output dan Form Monitoring Capaian Indikator Ekonomi Hijau.

Hasil digunakan untuk menjadi landasan dalam memastikan kegiatan program pada kegiatan selanjutnya agar dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan. Monitoring dan Evaluasi juga untuk memastikan capaian luaran (output), hasil (outcome), serta dampak terhadap program penyelesaian masalah dapat tercapai sesuai dengan perencanaan.

Tahun ke-2 program ECHO Green, telah menghasilkan beberapa capaian penting diantaranya: (1) 99 desa memiliki peta perencanaan tata ruang dan tata guna alahan desa yang inklusiv yang ramah perani perempuan dan generasi muda; (2) 16 peraturan desa tentang alokasi zona ekonomi hijau dan inklusif menjadi kebijakan penjamin untuk pemenuhan hak ekonomi petani perempuan dan generasi muda tani di tingkat desa; (3) Sebanyak 147 kelompok tani (74 perempuan tani dan 73 kelompok tani pemuda telah berhasil dinorganisir di 3 kabupaten dengan jumlah anggota 3.297 orang (1.298 laki-laki dan 1.999 perempuan); (4) 16 demoplot dan sekolah lapang berhasil diinisiasi sebagai pusat pembelajaran model ekonomi hijau di sektor pertanian; (5) Sebanyak 235 perwakilan kelompok (119 laki-laki dan 116 perempuan) telah dilatih dan memiliki pengetahuan/kesadaran dan keterampilan yang baik dalam pengembangan Konsep Ekonomi Hijau bagi peerempuan dan generasi muda di sektor pertanian, akes pasar, kewirausahaan, pemanfaatan ICT, dan literasi keuangan.

Pembelajaran:

  • Konsep Inisiatif Ekonomi Hijau di tingkat lapangan (petani) memiliki pemahaman dan cara pandang yang cukup luas dan berbeda dalam memahaminya. Variasi cara pandang memperkaya konsep yang diusung oleh proyek.
  • Pengembangan demplot dan sekolah lapangan yang memanfaatkan lahan secara mandiri memiliki tantangan tersendiri. Diperlukan koordinasi yang intensif dan komitmen yang kuat dari kelompok tani dalam menggalang partisipasi para pihak (Pemdes, Pemerintah Kabupaten dan swasta) agar dapat berkontribusi dalam demplot dan sekolah lapang.
  • Pembatasan mobilitas fisik di tengah meningkatnya jumlah kasus Covid-19 menjadi tantangan besar bagi Echo Green untuk mencapai target anggota kelompok. Tim mengungkapkan keprihatinan mereka karena situasi tersebut. Echo Green memastikan kesehatan dan keselamatan pribadi untuk semua staf, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya, sambil juga memenuhi rencana yang dijadwalkan.

Keputusan yang diambil sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi anggota yang paling potensial dari setiap kelompok yang akan diundang ke pelatihan dan sesi berbagi pengetahuan yang sangat berperan sebagai agen perubahan / trafo di kelompoknya untuk memperkuat manajemen bisnis mereka; (2) Memaksimalkan menjaga dan melakukan koordinasi rutin dengan kelompok tani perempuan dan pemuda melalui kerja berbasis internet mis. WhatsApp, Zoom, Panggilan Telepon untuk memastikan agen perubahan menyebarkan pengetahuan kepada anggota lain.