Pendidikan terakhirnya adalah SMA. Ia pernah berkuliah di Universitas Udayana Bali pada Fakultas Kedokteran Hewan hingga semester ke tujuh, namun tidak menyelesaikan studinya.
Ia menghormati budaya dan kearifan lokal. Ia berpihak pada kelompok minoritas.
Pada tahun 2013 – 2014, ia menjadi relawan di Yayasan KOPPESDA. Selanjutnya, pada tahun 2015 – 2019, ia bekerja sebagai Fasilitator Lapangan di Desa Napu untuk Program UNDP – SPARC.
Pada tahun 2019-2020, ia menjabat sebagai Supervisor Program Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (MHA) beserta Hak-hak Tradisionalnya serta Penganekaragaman Mata Pencaharian di 3 (tiga) Masyarakat Hukum Adat (MHA) di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Sumba Barat, bekerjasama dengan DGM-I dan Samdhana Institute.
Pada Desember 2021 hingga Oktober 2022, ia menjabat sebagai Staf Kabupaten Program VCA. Kemudian, sejak November 2022 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Koordinator Kabupaten Program VCA di Kabupaten Sumba Timur.
Pada tahun 2023 – 2028, ia terpilih menjadi Anggota Dewan AMAN Wilayah Sumba. Selain itu, sejak tahun 2015 hingga sekarang, ia menjadi anggota Komunitas Wai Humba sekaligus dinamisator pelaksanaan Festival Wai Humba.
Ia sering menjadi narasumber dalam berbagai kesempatan (offline/online) untuk isu masyarakat adat, kearifan lokal terkait pengelolaan dan pelestarian lingkungan, serta perubahan iklim.