Skip to content

Sri sukarni

Jenis Layanan:
, , ,

Sri sukarni

“saya seorang perempuan disabilitas pengguna kursi roda”
Keahlian Keorganisasian:
Kampanye dan Advokasi, Kemitraan dan Pelibatan Para Pihak, Kepemimpinan, Komunikasi dan Media Sosial, Mobilisasi Sumber Daya, Perencanaan Strategis, Siklus Pengelolaan Proyek, Studi dan Riset
Keahlian Tematik:
GESI, Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Penanggulangan Bencana, Pengorganisasian Komunitas/ Masyarakat

Keterampilan Bahasa Inggris:

Listening:

sedang

Reading:

Sedang

Speaking:

Sedang

Writing:

Sedang

Sri sukarni, seorang perempuan penyandang disabilitas pengguna kursi roda, pendidikan terakhir yang dia miliki yaitu mengikuti Paket C sederajat SMA, walaupun sebagai penyandang disabilitas namun sri tidak mau menyerah dengan keadaaannya, sri sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang memperjuangkan hak-hak penyadang disabilitas, baik di lingkungan tempat tinggalya, di unit pemmerintahan. Dengan perjuangan yang dilakukan membuat munset masyarakat tentang disabilitas dapat berubah dari yang awalnya menganggap penyandang disabilitas orang yang perlu dikasihani, yang tidak bisa melakukan apapun dan lain sebagainya, saat ini pola pikir masyarakat dilingkungan tempat tingalnya,di luar lingkunya tidak lagi sudah berubah, sudah mengangap penyandang disabilitas seperti masyarakat yang lainya.

Mulai tahun 2010 sri sudah tergabung dalam organisasi disabilitas yaitu Himpunan Wanita Dsabilitas Indonesia (HWDI), 2015 menjadi Ketua HWDI Kabupaten Lombok Tengah daan di tahun 2017 sampai sekarang menjadi ketua HWDI Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 2015 sampai 2016 sri terlibat di program peduli PATTIRO Lombok, dalam program ini sri memberikan peningkatan kapasitas kepada penyandang disabilitas di dua kecamatan, kecamatan Lingsar dan Kecamatan labuapi, program ini menghasilkan adanyan sarana dan prasarana yang aksesibel bagi penyadang disbailitas di 4 puskesmas diantaranya, puskesmas parampuan, Puskesmas Labuapi Kecamatan Labuapi, Puskesmas Sigerongan dan Puskesmaas Lingsar Kecamatan Lingsar, selain sarana daan prasarana hasil dari program ini adalah adanya BPJS kesehatan bagi 500 penyadang disabilitas di dua kecamatan tersebut.

Tahun 2017-2019 bersama Kemitraan Indonesia Australi untuk Infrastruktur (KIAT) dalam program ini sri sebagai manager program, sri memberikan peningkatan kapasitas kepada pemerintah daerah seperti Dinas Perhubungan, PUPR, BAPPEDA agar mereka memahami bagaimana akses di jalur pedistrian bagi disabilitas, selain itu sri juga melakukan riset di 21 titik jalur pedistrian di Kota Mataram Provinsi NTB, hasil dari program ini pemerintah Kota Mataram membuat jalur pedistrian yang dapat di akses oleh penyandang disabilitas di kawasan bisnis Cakranegara Kota Mataram.

Tahun 2021 menjadi koordinator pemberian vaksin Covid 19 kepada 100 orang penyandang disabilitas di Kabupaten Lombok Barat. 2021-2022 sri melakukan riset terkait kesehatan reproduksi bagi remaja perempuan penyandang disabilitas, Tahun 2022 sampai sekarang menjadi koordinator peningkatan kapasitas penyandang disabilitas dan keluarga terhadapap penanggulanagan bencana yang inklusif di Kabupaten Lombok Utara bersama Caritas Germany, pada program ini sri melakukan pendampingan kepada penyandang disabilitas di dua desa yaitu desa Malaka dan Desa Pemenang Barat terkait bagaimana proses perencanaan pembagunan seperti musrenbang desa, bagaimana penyandang disabilitas dan keluarga menjadi tangguh ketika ada bencana, selain kepada penyandag disabilitas sri juga memberikan penngkatan kapasitas kepada pemerintah desa seperti kadus, staf desa bahkan kepala desa tentang konsef disabilitas, ketrlibatan penyandang disabilitas dalam proses musrenbang,sri juga bekerjasama dengan Tim Siaga Bencana Desaa (TSBD) untuk melakukan pemdataan terpilah penyandang disabilitas, saat ini daata disabilitas di dua desa ada 171 orang, dan data ini sudah dapat di akses di google https://goo.gl/maps/Hcw533ybzNY9gKpa7

Harapannya ketika data ini bisa diakses oleh semua orang ketika ada bencana masyarakat dapt melakukan evakuasi terhadapat penyandang disabilitas. Hasil dari dua desa ini juga di reflikasikan ke desa yang lain yaitu desa Menggala kecamatan Pemenang, Saat ini juga sri sudah membentuk kelompok disabilitas di 3 desa, Desa Malaka, Desa Pemenang Barat dan Desa Menggala Kecamatan Pemenang, untuk kelompok disabilitas Pemenang Barat sudaah di SK kan oleh Bapak Kepala Desa. Harapan dari kelompok disabilitas ini adalah agar penyandang disabilitas dapat berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk kebutuhan-kebutuhannya sebaga penyandang disabilitas.

Pada tahun 2024 juga sri menjadi koordinator untuk survey 6 puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah, seperti Puskesmas Praya, Puskesmas Puyung, Puskesmas Ubung, Puskesmas Bonjeruk, Puskesmas Kopang dan Puskesmas Pengadang, hasil survey ini sudah didesiminasikan ke pemerintah khusunya Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok tengah.

Sri memiliki ketertarikan mendalam pada bebrapa tema yang menjadi fokus utamanya, yaitu pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas, karena memberikan dukungan kepadaa penyandang disabilitas khususnya perempuan sangat dianggap penting, karena dengan dukungan dan memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas akan menumbuhkan rasa percaya diri, dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, dan penyandang disabilitas dapat menjadi disabilitas yang mandiri, kreatif dan tangguh.

Afiliasi Organisasi: Konsil LSM Indonesia

Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) adalah organisasi Perempuan yang pengurus dan anggotanya mayoritas adalah perempuan dengan berbagai ragam Disabilitas (fisik, sensorik, mental, intelektual), didirikan pada tanggal 9 September 1997 di Jakarta, dengan nama Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia (HWPCI)
HWDI lahir sebagai dampak dari tuntutan global perlindungan dan pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas yang mengalami diskriminasi berlapis.
Pada tahun 1995 UN ESCAP mengadakan training Seminar for Women With Disabilities ( WWD ) di Bangkok, Thailand. Tahun 1997 di Washington DC USA diadakan pertemuan Internasional Leadership Forum for women with disabilities yang dihadiri oleh 614 perempuan disabilitas dari 82 negara di dunia.
Delegasi Indonesia yang menghadiri Internasional Leadership Forum dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial ( DNIKS ) memfasilitasi pembentukan Women’s Committee yang didukung oleh Kementerian Sosial RI, Kementerian Negara Urusan Peranan Wanita ( UPW ) dan Nasional Sekretary of Rehabilitation Internasional ( NSRI ).
Setelah mengadakan beberapa kali pertemuan, 10 orang tokoh wapenca dan 5 orang ibu pemerhati masalah Disabilitas berhasil membentuk formatur yang kemudian menyusun kepengurusan HWDI pada tanggal 9 September 1997 di gedung DNIKS.
Sedangkan untuk HWDI NTB didirikan tahun 2000.
Visi
Misi
Memupuk solidaritas Perempuan; dalam menjujung tinggi harkat dan martabat perempuan penyandang disabilitas; serta mengupayakan terwujudnya kesejahteraan sosial perempuan penyandang disabilitas

Memasyarakatkan dan mengupayakan terlaksananya peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan penyandang disabilitas dan perempuan penyandang disabilitas terutama UU No. 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas dan UU No.19 tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) dan Rencana Aksi Nasional (RAN) HAM.
Mempromosikan Agenda Dasawarsa Penyandang Disabilitas ASEAN, Asia Pacific (Incheon Strategy) serta ASEAN Enabling Masterplan 2025, Mainstreaming the Rights of Persons with Disabilities untuk dapat menjadi dasar pemikiran kebijakan program pelaksanaan di tingkat nasional dan daerah

Saat ini HWDI NTB sudah mempunyai 5 DPC yaitu
DPC HWDI Kota Mataram, DPC HWDI Kabupaten Lombok Tengah, DPC HWDI Kabupaten Lombok Timur, DPC HWDI Kabupaten Lombok Barat dan DPC HWDI Kabupaten Sumbawa Besar

Publikasi

 

IG : HWDI NTB

Youtobe : HWDI NTB

Tik Tok : @sri sukarni20