Lulusan dari program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram (2007). Selama menjadi mahasiswa saya aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus dan organisasi. Hal tersebutlah yang melatih jiwa kritis, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan leadership.
Selain itu, keterlibatan dalam organisasi dan aktivitas di lapangan, bergerak bersama kelompok marginal, aktif melakukan advokasi menjadikan saya sosok yang tangguh, memiliki kepekaan yang tinggi, berintegritas, dan memiliki jejaring yang luas.
Berpengalaman bekerja selama lebih dari 20 tahun di bidang pengembangan masyarakat, pemerintahan responsif, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengarusutamaan gender dan inklusi, gender dan penganggaran, ketahanan terhadap perubahan iklim. Terlibat langsung dalam advokasi GEDSI seperti merumuskan kebijakan, SOP, mengawasi pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi.
Berpengalaman membangun sinergi positif dengan para pengambil kebijakan (eksekutif dan legislatif), memiliki pengalaman yang kuat dalam membangun kerja sama dan kemitraan yang positif dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya yang merupakan mitra proyek (misalnya: sektor swasta, masyarakat sipil, dan lain-lain); 20 tahun dalam mengadvokasi para pembuat kebijakan (pemerintah/kepala daerah) demi keberlanjutan suatu program. Ahli untuk melakukan pelacakan capaian program secara sistematis dan evaluasi pemantauan pada implementasi program dengan alat GEDSI.
Saya biasanya memberikan kontribusi yang signifikan membangun kerjasama tim yang solid dan bekerja dengan tujuan yang ditargetkan.
Pada tahun 2018 – 2022 bekerja di UNDP sebagai konsultan gender dan staf NPSA (Perjanjian Layanan Personalia Nasional) pada proyek PETTRA yang memiliki tugas sebagai berikut:
- Melakukan koordinasi dan komunikasi efektif dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan.
- Mendukung kemitraan strategis dan dukungan terhadap implementasi mobilisasi sumber daya.
- Melakukan analisis gender dan memastikan keterlibatan GEDSI dalam setiap aktivitas program.
- Mendukung peningkatan kapasitas dan berbagai pengalaman dalam pencapaian indikator kinerja.
Pada November 2017 – Oktober 2018 menjadi konsultan gender pada Projek Power UP (Women Shaping Their Future with Technology) oleh Oxfam, yang memiliki tugas:
- Melakukan perencanaan, implementasi, dan monitoring program.
- Mainstreaming isu gender.
- Mengembangkan intervensi program yang berkeadilan gender.
- Melakukan koordinasi dan komunikasi efektif dengan lintas sektor untuk mendorong program.
Pada tahun 2014 – 2017 menjadi Koordinator Program pada Proyek Peningkatan Kapasitas Angggota Parlemen Perempuan untuk Mendukung Kebijakan Pro-perempuan dan Pro-Kelompok Miskin di Mampu oleh BakTI Foundation dan Australian Aid Cowater, yang bertugas:
- Menjamin pelaksaan program sesuai dengan yang sudah direncanakan.
- Melakukan koordinasi, implementasi, dan supervisi untuk kesuksesan program.
- Mendokumentasikan dan mengidentifikasi praktik baik selama program.
Saya memiliki pengalaman membangun jaringan dengan pemangku kepentingan di Nusa Tenggara Barat. Merumuskan, mengidentifikasi langkah-langkah, dan strategi yang diperlukan untuk membahas isu-isu tertentu dengan analisis GEDSI. Memiliki pemahaman yang baik tentang peta LSM lokal dan nasional, LSM penyandang disabilitas berdasarkan isu-isu yang melakukan intervensi sesuai proyek dengan analisis GEDSI. Saya juga terlibat dalam pembentukan Kelompok Kerja Gender di Nusa Tenggara Barat saat gempa tahun 2018. Mengawasi penyusunan dokumen R3P (Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi) dengan menggunakan analisis GEDSI. Memastikan dokumen tersebut menjadi pedoman dalam merumuskan kebijakan dan penganggaran. Hingga tahap implementasi dengan memastikan penerima manfaat berbasis kerentanan.
Saya juga mempunyai pengalaman panjang membangun jaringan dengan aktor-aktor media utama, baik media massa maupun elektronik. Menyebarluaskan praktik baik untuk pencapaian proyek sebagai media pembelajaran multipihak dengan analisis GEDSI.