Sugiarto Arif Santoso

Sugiarto Arif Santoso adalah seorang profesional berpengalaman dengan latar belakang di bidang ekonomi. Mendapat gelar M.Si setelah menamatkan pascasarjana bidang studi Ilmu Ekonomi di Universitas Syiah Kuala Aceh. Pendidikan lainnya dia peroleh pada Bidang Ekonomi Studi Pembangunan di Universitas Terbuka dan Bidang Literatur Daerah di Universitas Indonesia. Sebagai pembelajar, perjalanan karir profesionalnya telah memperkaya pengetahuan pada bidang lainnya seperti pengembangan organisasi nirlaba, pengelolaan pengetahuan, pengelolaan program, monitoring dan evaluasi. Dari pengalamannya dalam hal advokasi kebijakan di tingkat nasional, dia juga banyak mempelajari kebijakan publik terkait ruang sipil, kebijakan organisasi masyarakat sipil, serta skema penganggaran negara.

Sepanjang karirnya, Sugiarto telah bergabung dalam berbagai proyek-proyek pembangunan dan organisasi nirlaba. Karyanya meliputi berbagai sektor pengetahuan di antaranya pengembangan kapasitas organisasi, indeks masyarakat sipil, indeks keberlanjutan masyarakat sipil, perencanaan organisasi, perencanaan desa, hingga persoalan-persoalan lingkungan hidup seperti perhutanan sosial, konservasi, dan pendanaan bagi konservasi.

Dalam hal riset, Sugiarto juga telah menuntaskan risetnya terkait studi tentang mobilisasi sumber daya, peluang dana konservasi berkelanjutan, dan alokasi anggaran. Publikasinya mencerminkan komitmennya untuk berbagi pengetahuan dan mendorong perubahan positif dalam bidangnya.

Secara keseluruhan, Sugiarto Arif Santoso adalah individu dinamis yang dikenal karena keahlian, dedikasi, dan semangatnya untuk berkontribusi pada pengembangan dan peningkatan organisasi masyarakat sipil serta pengabdiannya pada isu kemanusiaan dan keberlanjutan lingkungan hidup.

Subhan

Dengan latar belakang pendidikan sarjana akuntansi 17 tahun lalu di Institut Perbanas, Subhan memiliki pengalaman dalam bidang akuntansi dan khususnya untuk NGO. Kemampuan komunikasi yang baik, kreatif, dan inovatif ditempuhnya saat menjadi mentor dalam penyusunan SOP Keuangan di beberapa NGO lokal, termasuk di Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan wilayah lainnya.

Pengalaman organisasional dimulai saat kuliah, saat bergabung dengan Pecinta Alam Mahasiswa. Keanggotaan tersebut membutuhkan integritas tinggi, tanggung jawab penuh, dan komitmen kuat, sehingga Subhan pernah dipercaya sebagai pemimpin (Ketua Mapala) selama 2 periode kepemimpinan 2023-2024.

Kemudian selain itu dengan pengalaman di organisasi Penabulu dalam memimpin Tim Keuangan beberapa project penabulu dari tahun 2013 hingga 2018, dan sebagai Internal Control Coordinator project Global Fund PR Konsorsium Penabulu-STPI periode tahun 2021-203.

Subhan telah berhasil mengelola keuangan, menyusun laporan publik, dan mengelola dana hibah untuk proyek-proyek NGO. Di Yayasan Penabulu dan Islamic Relief Worldwide, ia bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi bulanan. Subhan juga memiliki pengalaman dalam pengendalian keuangan, termasuk perencanaan dan pengendalian anggaran di berbagai proyek, seperti dalam The Global Fund ATM Project PR Komuitas Konsorsium Penabulu-STPI. Keahlian dalam beberapa software akuntansi, termasuk Microsoft Dynamic AX, Quill, dan SANGO, menambah nilai pengalamannya yang luas selama 15 tahun di berbagai NGO dan proyek-proyek besar.

Subhan menonjolkan keberhasilannya dalam kepemimpinan sebagai ketua Pecinta Alam dan kemampuannya dalam menyusun SOP Keuangan di berbagai NGO lokal. Dia memiliki pengalaman yang luas dalam manajemen keuangan, penyusunan laporan keuangan, dan pengelolaan dana hibah untuk proyek-proyek NGO, terutama di Penabulu Foundation dan Islamic Relief Worldwide. Subhan juga mencerminkan keahliannya dalam pengendalian keuangan, termasuk perencanaan dan pengendalian anggaran, serta persiapan untuk audit lembaga atau proyek di lapangan. Keahliannya dalam beberapa software akuntansi, seperti Microsoft Dynamic AX, QuillTM, dan SANGO, mencerminkan ketekunan dan adaptabilitasnya dalam lingkungan kerja yang beragam.

Marsen Benediktus Sinaga

Marsen Benediktus Sinaga, lahir 1971, konsultan Indonesia terkemuka dalam Manajemen Berbasis Hasil, Manajemen Proyek, dan Penguatan Institusi. Lulusan Filsafat, Hukum, dan Studi Perdamaian. Dengan pengalaman 15 tahun, ahli dalam fasilitasi, pelatihan, dan riset. Berperan penting di Studio Tanya dan Insist Press. Lancar berbahasa Inggris. Mempengaruhi diskusi di Indonesia, Timor Leste, dan Kamboja melalui tulisan dan aktivisme untuk keadilan sosial. Marsen Benediktus Sinaga memiliki pengalaman kerja yang luas dan beragam dalam berbagai posisi organisasional. Sejak 2004, ia telah menjadi konsultan, trainer, dan peneliti dalam berbagai bidang seperti Manajemen Siklus Proyek, Evaluasi Eksternal, dan Penguatan Organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Direktur di Studio Tanya sejak 2020, dan sebelumnya sebagai Manajer di Insist Press dari April 2019 hingga Desember 2021. Sebagai Wakil Perwakilan Negara Indonesia untuk Canadian Catholic Organization for Development and Peace (CCODP) dari Mei 2010 hingga Desember 2015, ia mendukung mitra lokal dalam perencanaan strategis dan evaluasi. Marsen juga terlibat dalam berbagai proyek bersama Semarak Cerlang Nusa – Consultancy, Research and Education for Social Transformation (SCN-SCEST) serta International Labour Organization (ILO). Posisi dan pengalaman organisasionalnya mencerminkan dedikasi panjang dalam pengembangan masyarakat dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika sosial.

Marsen Benediktus Sinaga telah memberikan layanan jasa yang luas kepada berbagai organisasi selama bertahun-tahun. Sebagai Direktur di Studio Tanya sejak 2020, ia menyediakan pendidikan kritis yang reflektif. Sebagai Manajer di Insist Press dari 2019 hingga 2021, ia menghadirkan penerbitan independen untuk isu-isu populer. Sebagai Wakil Perwakilan Negara Indonesia untuk Canadian Catholic Organization for Development and Peace (CCODP) dari 2010 hingga 2015, ia mendukung mitra lokal dalam perencanaan strategis dan evaluasi. Sebelumnya, Marsen telah memberikan layanan jasa kepada organisasi seperti Semarak Cerlang Nusa – Consultancy, Research and Education for Social Transformation (SCN-SCEST) dan International Labour Organization (ILO). Dengan output berupa pelatihan, konsultasi, dan riset, pengalamannya mencerminkan kontribusi yang substansial dalam pengembangan masyarakat dan keberlanjutan organisasional.

Marsen Benediktus Sinaga memiliki ketertarikan khusus dalam penguatan masyarakat, keadilan sosial,dan pembangunan berkelanjutan. Selama kariernya, ia telah secara konsisten memperjuangkan hak-hak pekerja, keberlanjutan lingkungan, dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Marsen juga secara aktif terlibat dalam advokasi untuk pekerja migran dan masyarakat adat, serta mengkaji dampak kebijakan ekonomi global terhadap mereka. Meskipun memiliki keahlian yang luas, Marsen mungkin menghadapi keterbatasan dalam sumber daya atau aksesibilitas, terutama dalam konteks pekerjaan dengan komunitas yang rentan atau terpinggirkan. Namun, dedikasinya terhadap tujuan-tujuan tersebut tetap kuat, dan ia terus berupaya untuk memberikan kontribusi yang bermakna dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.

 

 

Fatoni

Fatoni adalah seorang profesional keuangan yang memiliki keahlian yang luar biasa dan rekam jejak yang kuat dalam mengelola keuangan perusahaan di berbagai sektor. Dengan lebih dari dua puluh tahun pengalaman, dia telah membangun reputasi sebagai pemimpin yang handal dan berkualitas.

Sebagai Finance Coordinator di Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, perannya sangat vital dalam memastikan integritas dan ketepatan waktu laporan keuangan, yang merupakan fondasi keuangan organisasi. Dia tidak hanya mengelola data keuangan dengan cermat, tetapi juga memastikan bahwa dana program didistribusikan secara efisien untuk mendukung misi pengentasan TBC di Indonesia.

Pengalaman Fatoni sebagai Finance Manager di PT Pustaka Alvabet dan Yayasan Pattiro Jakarta menegaskan keterampilannya dalam mengelola sistem keuangan perusahaan. Dengan kemampuan dalam menyusun rencana anggaran dan menganalisis laporan keuangan, ia mampu memberikan arahan strategis yang diperlukan bagi kesuksesan perusahaan.

Sebagai Operasional Manager di berbagai perusahaan seperti PT Berkat Anugerah Lestari, Sekolah Tunas Ceria, dan bahkan di sektor jasa olahraga, Fatoni telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya manusia dan aset perusahaan dengan efisien. Dengan pemahaman yang kuat tentang perencanaan operasional, pengelolaan stok, dan koordinasi kerja tim, ia telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang dapat diandalkan dalam berbagai konteks bisnis.

Pendidikan formal Fatoni di bidang Akuntansi dari Universitas Nasional Jakarta memberikan landasan akademis yang kuat bagi keterampilan praktisnya dalam analisis keuangan dan manajemen aset. Dukungan ini diperkuat dengan hubungan profesionalnya dengan berbagai pihak, termasuk direksi, manajemen, dan pihak donor, yang menunjukkan kemampuan komunikasi dan kolaborasinya yang baik.

Dengan kualifikasi dan pengalaman yang dimilikinya, Fatoni bukan hanya seorang ahli keuangan, tetapi juga seorang pemimpin yang memimpin dengan integritas dan dedikasi. Kemampuannya dalam mengelola keuangan, memimpin tim, dan berkomunikasi secara efektif membuatnya menjadi aset berharga bagi setiap organisasi di mana dia berkontribusi.

Wahyudi Anggoro Hadi

Wahyudi Anggoro Hadi adalah sosok yang luar biasa dan inspiratif dalam dunia kepemimpinan dan pengembangan masyarakat, ia seorang kepala desa dengan latar belakang Sarjana Famasi dan Apoteker. Selain menjadi Lurah, Wahyudi saat ini juga menjadi Sekjen Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Nasional dan dengan keahliannya ia menjadi Tenaga Ahli Ketahanan Ekonomi DIY. Di tengah kesibukannya sebagai Lurah Desa, Wahyudi masih sempat meluangkan waktunya untuk menggagas pendirian Yayasan Sanggar Inovasi Desa dan mendirikan platform pasardesa.id  Secara keseluruhan, Wahyudi Anggoro Hadi adalah teladan dalam hal kepemimpinan yang inklusif dan inovatif. Ia berhasil menggabungkan latar belakang pendidikan dan keahliannya dengan semangat untuk memajukan masyarakatnya.

Diawal karirnya, Wahyudi pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Analisa Sosial (SAS) Yogyakarta. Setelah menjadi seorang kepala sekolah, Wahyudi beralih menjabat sebagai Manager Marketing di PT. Tunas Lestari Nusantara Yogyakarta. Setelah itu, ia kembali melanjutkan karirnya di PT Castorindo Jakarta sebagai Plant Manager Jawa Timur yang bekerjasama dengan PT. Kimia Farma. Tidak hanya itu, Wahyudi juga sering berperan sebagai inisiator, pemateri dalam berbagai seminar, workshop  dan sarasehan budaya. 

Pada tahun 2009-2012, Wahyudi menjabat sebagai Apoteker pengelola Apotek Japisfi Yogyakarta dan sebagai mentor pelatihan kewirausahaan. Pada tahun 2010, ia juga menjadi penguji tamu di Magister Manajemen Prasetya Mulya Jakarta. Tahun berikutnya, Wahyudi menjadi pendamping kuliah lapangan program magister Studi Pembangunan Sekolah Arsistektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB Bandung. Wahyudi juga memiliki peran penting dalam Sekolah Among Siwi Yogyakarta Sebagai inisiator dan Steering Committee sejak tahun 2011 hingga saat ini. Melangkah lebih jauh, Wahyudi bahkan menjabat sebagai Lurah Desa Panggungharjo Sewon Bantul DI Yogyakarta. Pada tahun 2020, ia memulai karir barunya sebagai penggagas pendirian Yayasan Sanggar Inovasi Desa dan Founder Pasardesa.id.

Sebagai Lurah Desa Panggungharjo selama 2 periode (2012 – 2024), Wahyudi mempunyai pengalaman mengelola desa melalui berbagai aktivitas didalamnya mulai dari tata kelola pemerintahan desa, pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pasardesa.id, pengembangan BUMDesa, hingga program-program unggulan lain (desa budaya, desa anti korupsi, 1 rumah 1 sarjana, dll) yang menjadikan Panggungharjo pada tahun 2014 mendapat juara I Lomba Desa tingkat Nasional. Oleh karenanya, Wahyudi juga menjadi pemateri di berbagai seminar, webinar maupun workshop tentang tata kelola pemerintahan desa di seluruh wilayah Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Desa, Kementerian Dalam Negeri maupun KPK.  Sebagai Sekjen Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) Nasional, Wahyudi menjadi salah satu penggerak desa-desa untuk mewujudkan tatanan baru desa yang transparan dan akuntabel. Pada tahun 2020 dia menggagas Kongres Kebudayaan Desa Nasional dan pada Tahun 2021 Wahyudi membawa Desa Panggungharjo sebagai Desa Anti Korupsi di Indonesia yang dicanangkan oleh KPK.

Wahyudi Anggoro Hadi menunjukkan perhatian khusus dan visi yang sangat jelas terhadap pembangunan desa sebagai rumah bagi warga. Ia mewujudkan pandangan ini melalui tiga pilar tatanan baru yang ia anggap esensial dalam membangun fondasi yang kuat untuk desa yang inklusif dan berkelanjutan. Tiga pilar ini menggarisbawahi hubungan politik, sosial, dan ekonomi dalam konteks desa; 1) Puncak Relasi Politik adalah Musyawarah, 2) Puncak Relasi Sosial adalah Kekeluargaan dan 3) Puncak Relasi Ekonomi adalah Kerjasama.

Pandangan ini menunjukkan perhatian khusus Wahyudi terhadap membangun komunitas yang inklusif, partisipatif, dan berkelanjutan di tingkat desa. Ia mengintegrasikan prinsip-prinsip demokrasi, gotong royong, dan kemandirian ekonomi ke dalam fondasi tatanan baru desa. 

Setyo Dwi Herwanto

Setyo, pria kelahiran magelang, sarjana Sastra Indonesia dan meraih gelar  magisternya dalam Kajian Budaya. Setyo dikenal sebagai pria yang supel dan mudah bergaul. Ia mampu menjalin hubungan yang baik dengan siapapun, dari teman sejawat di dunia akademis hingga para pekerja sosial di komunitasnya. Tingginya rasa empati dan kepedulian Setyo terhadap sesama manusia memang patut diapresiasi. Ia juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitarnya. Ia sering terlihat mengambil peran dalam program-program amal, kegiatan lingkungan, dan kegiatan sosial lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitarnya.

Mulai tahun 1999, Setyo telah terlibat dalam lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai Office Boy. Pada tahun 2003 hingga 2008, Setyo mengalami kenaikan jabatan yang luar biasa. Ia berhasil mencapai posisi Direktur di Pattiro Surakarta. Setelah menjalani masa jabatan sebagai Direktur, Setyo terus berkontribusi dalam berbagai peran penting. Antara tahun 2009 dan 2011, ia berperan sebagai Advisor dalam beberapa program di Pattiro Surakarta, menunjukkan kemampuannya untuk memberikan panduan dan saran yang berharga dalam mengembangkan inisiatif-inisiatif sosial.

Mulai pada tahun 2015, ia mulai bergabung di Penabulu Foundation dan menduduki posisi Program Manager. Peran ini mungkin mengharuskannya mengelola program-program yang lebih khusus dan fokus pada tujuan-tujuan yayasan. Pada periode 2016 hingga 2018, Setyo mengawasi Divisi Akuntabilitas dan Transparansi di Penabulu Foundation, menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan keterbukaan.Tidak hanya berfokus pada implementasi program, pada tahun 2018 hingga 2021, Setyo dipercaya untuk mengelola Badan Pelaksana Riset di Institut Penabulu Foundation.

Selama bertugas di Pattiro Surakarta dari tahun 2003 hingga 2007, Setyo berperan dalam memberikan pendampingan kepada Komunitas Pengemudi Becak di Kota Surakarta. Fokusnya adalah meningkatkan partisipasi komunitas dalam perencanaan pembangunan dan penyusunan kebijakan publik di kota Surakarta. Dari tahun 2007 hingga 2011, Setyo tidak hanya melanjutkan pendampingan untuk Komunitas Pengemudi Becak, tetapi juga memperluas cakupan tugasnya. Ia juga memberikan pendampingan kepada Kader Posyandu, Badan Otonom PCNU Kota Surakarta, dan Forum Lintas Sektoral untuk implementasi Hak Ecosoc di Kota Surakarta. Pengalamannya dalam memberikan layanan beralih ke Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana ia memberikan pendampingan kepada Civil Society Organizations (CSO) untuk meningkatkan partisipasi dalam perencanaan penganggaran daerah pada tahun 2012- 2014. Pada tahun 2016 hingga 2018, bersama dengan Penabulu Foundation, Setyo mengambil peran dalam memfasilitasi Subdit Bintek DJPK Kemenkeu RI. Fokusnya adalah pada peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan pada Layanan Terdepan Pemerintah Daerah, seperti Puskesmas, SD, dan Kecamatan.

Setyo memiliki ketertarikan mendalam pada beberapa tema yang telah menjadi fokus utamanya. Salah satunya adalah Pemberdayaan Masyarakat Desa, di mana ia merasa bahwa memberikan dukungan dan keterlibatan kepada masyarakat desa adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, tema Perencanaan Penganggaran Daerah juga menarik perhatian Setyo. Ia menyadari bahwa pengelolaan anggaran daerah memainkan peran penting dalam menyusun prioritas pembangunan dan alokasi sumber daya. Pengelolaan Pengetahuan, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal, juga menjadi fokus penting bagi Setyo. Ia percaya bahwa pengetahuan adalah kunci untuk memberikan pilihan dan peluang yang lebih baik bagi masyarakat.

Rival Gulam Ahmad

Dikenal dengan nama Rival Ahmad. Dia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2000 dan mengantongi ijazah Master of Law dari Melbourne Law School pada 2009. Keahlian utamanya teori dan metode sosio-legal, legislative drafting, dan pemikiran hukum. Minat risetnya pada isu keadilan ekologi, keadilan multispesies, keadilan sosial. antropologi legislasi, dan pendidikan hukum dan pembelajaran.

Rival menjadi peneliti hukum dan sosial sejak 1998 di PSHK, menjadi pengurus inti PSHK dari 1998-2007, sambil menjadi pengajar di FHUI pada 2002-2007. Kemudian mendirikan STH Indonesia Jentera dan menjadi Ketuanya dari 2011-2013. Pada 2013-2015 menjadi program officer di The Asia Foundation. Mendirikan SPASIA dan menjadi Direktur pada 2015-2018. Lantas menjadi Senior Coordinator di program Knowledge Sector Initiative – DFAT pada 2018-2019. Sempat menjadi Manajer Manajemen Pengetahuan di program Kelola Sendang – ZSL pada Maret-Desember 2019, dan bergabung dengan Yayasan Penabulu sebagai Deputi Direktur bidang Kemitraan Strategis dan Direktur Penabulu Research Institute (PRI) sejak Januari 2020 hingga sekarang. Selama 2015 hingga sekarang masih menjadi dosen tidak tetap di STHI Jentera.

Sejak 2001 menjadi trainer untuk legislative drafting dan advokasi kebijakan untuk anggota parlemen, pengurus partai politik, aktivis LSM, dosen, pegawai sektor swasta dan pemerintah, serta aktivis disabilitas dan perempuan. Sejak 2007 menjadi fasilitator untuk pertemuan-pertemuan strategis, perencanaan advokasi kebijakan, perencanaan organisasi dan program, dan monitoring dan evaluasi program untuk program pembangunan, LSM dan perguruan tinggi. Dari 2009 Menjadi trainer untuk penguatan kapasitas kemitraan strategis dan jaringan, penguatan kapasitas fasilitasi dan pelatihan, metode penelitian dan pendidikan hukum, penguatan pengelolaan sumber daya, dan manajemen pengetahuan untuk organisasi LSM, lembaga pemerintah dan organisasi seni dan budaya.

Rival sangat tertarik pada penguatan manusia dan organisasi sosial yang menggunakan pendekatan pemikiran sistem dan kompleksitas, riset sosial lintas dan transdisipliner, dan perspektif budaya dalam perencanaan dan pengelolaan program.

Gregorius Sahdan

Gregorius Sahdan, yang lebih populer dengan nama Goris Sahdan, menyelesaikan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” dan S2 di Program Studi Ilmu Politik FISIPOL Universitas Gadjah Mada. Saat ini Goris sedang menempuh S3 di Departemen Politik dan Pemerintahan FISIP Universitas Diponegoro. Sebagai aktivis ‘98, Goris sering terlibat dalam demo kepada Pemerintah Orde Baru. Goris sehari-hari bekerja sebagai staf pengajar pada Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” dan menjadi Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Periode 2015- 2019 dan 2020 hingga sekarang. Selain dosen, Goris juga aktif di Asosiasi Dosen Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI) sebagai Sekjen periode 2016-2021.

Sebagai aktivis era Orde Baru, Goris aktif di berbagai organisasi. Pada 1999 hingga 2001 Goris merupakan Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Yogyakarta. Tahun 2006 atas dukungan Konrad Adenauer Stiftung (KAS), Goris mendirikan The Indonesian Power of Democracy (IPD). Atas keahliannya di bidang demokrasi, Goris pernah menjadi Tenaga Ahli Komisi II DPR RI pada tahun 2011-2014. Sempat menjalin kerjasama dengan Badan Pengkajian MPR RI pada tahun 2018. Dan sejak tahun 2020 Goris masuk dalam jajaran Pengurus Pusat PMKRI sebagai Wakil Sekjen Bidang Otonomi Daerah, Pembangunan Desa dan Perbatasan.

Sebagai dosen, Goris Sahdan juga aktif dalam kegiatan di luar kampus. Tentu dengan isu yang tidak jauh dari hal yang menjadi concern-nya, politik dan demokrasi. Bersama The Indonesian Power for Democracy (IPD) yang ia dirikan, Goris aktif menulis buah pikirannya di berbagai media nasional (Kompas, Media Indonesia, dan Suara Pembaruan) dan berbagai Jurnal ilmiah.

Tahun 2018, Goris menulis buku berjudul “Mengembangkan Sistem Perwakilan Politik Berintegritas” yang diterbitkan IPD bersama Badan Pengkajian MPR RI. Buku lain yang ia tulis antara lain Evaluasi Kritis Penyelenggaraan Pilkada di Indonesia; Pilkada dan Kemiskinan di NTT; Petani Buntung di Negeri Sawitl Desa Kuat Negara Berdaulat; Mafia dan Oligarki dalam Pemilu 2019; Oligarki dan Klientelisme dalam Pikada Serentak.

Goris Sahdan berupaya memberikan energi dan pikirannya untuk membela desa dengan pengetahuan dan keterampilan, mengkritik praktik berdesa  dengan demokrasi dan tata kelola pemerintah yang baik, serta memperkuat desa dengan kemandirian ekonomi dan pengembangan potensi.