M abd Syukur

Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

10 tahun bekerja pada program hibah yang bertujuan untuk mempromosikan pengelolaan sumber daya berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan mata pencaharian masyarakat.  Tahun 2023 sebagai koordinator Lembaga Perantara Penablu untukk program pengelolaan dana Result Based Payment (RBP) Program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) Carbon Fund Tingkat Nasinonal 2020 – 2023 – Penabulu Foundation seagai Monev spesialis untuk Small Grant Programme, dari ASEAN Centre for Biodiversity (ACB) untuk isu Keanekaragaman Hayati dan Livelihood di TN Gunung Leuser dan TN Way Kambas sebagai bagian dari ASEAN Heritage Park di Indonesia. 2014- 2019, Yayasan Kehati, sebagai Grant Manager Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, pendanaan hibah untuk perlindungan keanekaragaman hayati di Kalimantan. Saya meninjau proposal hibah, memastikan keselarasan dengan pedoman dan tujuan donor. Saya mengawasi seluruh siklus hibah, termasuk pengelolaan anggaran, negosiasi kontrak, dan kepatuhan pelaporan. Merancang dan menerapkan kerangka pemantauan dan evaluasi yang mencakup data dan indikator yang relevan, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan bukti. Melakukan kunjungan lapangan, melakukan analisis data untuk menilai efektivitas dan dampak program. Menjalin kemitraan kolaboratif dengan komunitas lokal, pemerintah (lokal dan nasional), organisasi internasional, dan organisasi nirlaba untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan proyek yang didanai hibah.

David Fau

David Fau adalah individu yang menginspirasi dengan dedikasi dan ketekunan yang luar biasa dalam mendorong advokasi hak asasi manusia, pengembangan teknologi, dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai seorang profesional yang berakar di Indonesia, perjalanan karir David tidak hanya mencerminkan komitmen yang kokoh terhadap keadilan sosial, tetapi juga merupakan perwujudan dari keterampilan dan pengalaman yang luas di berbagai bidang.

Pendidikan formalnya di bidang Bahasa Inggris dari Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Kristen Indonesia membuktikan ketertarikannya pada komunikasi yang efektif. Namun, David juga mengejar pengetahuan melalui pendidikan informal dan kursus singkat yang meningkatkan keterampilan spesifiknya yang sangat relevan dalam lingkup profesionalnya.

Pengalaman kerja David telah mengambil peran kunci dalam organisasi-organisasi yang berfokus pada dokumentasi, investigasi, dan advokasi hak asasi manusia. Mulai dari KontraS Jakarta hingga berbagai peran kepemimpinan di Sulawesi dan Makassar, David secara konsisten menunjukkan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap keadilan dan akuntabilitas.

Perannya di IKOHI dan Federasi Asia Melawan Penghilangan Paksa menandakan keterlibatannya dalam skala global, dimana ia aktif dalam menangani kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dan advokasi kebijakan yang lebih baik.

Selain itu, David juga memiliki keahlian di bidang pengembangan digital, manajemen acara, dan pemberdayaan kapasitas. Perannya di Yayasan Penabulu adalah contoh konkret bagaimana ia menggabungkan teknologi dengan tujuan sosial untuk menciptakan dampak yang positif dalam masyarakat.

Penguasaan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, serta keterampilan teknis yang luas, membuatnya menjadi aset yang berharga dalam setiap proyek yang dihadapinya.

Sebagai kesimpulan, David Fau adalah contoh nyata dari seseorang yang tidak hanya memiliki visi yang kuat untuk perubahan sosial, tetapi juga memiliki keterampilan dan komitmen yang diperlukan untuk mewujudkannya. Dedikasinya terhadap hak asasi manusia dan kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama menjadikannya sebagai pemimpin yang inspiratif dan berpengaruh di Indonesia dan di seluruh dunia.

Sugeng Wibowo

Sugeng adalah pria kelahiran Indramayu Jawa Barat dan lulusan sarjana teknik elektro Universitas Brawijaya. Sejak kelas 4 SD dia mempelajari gitar secara otodidak. Tekun, suka ngulik, pantang menyerah adalah gambaran tentang karakter sugeng sejak kecil sehingga anak ke-5 dari lima bersaudara ini selalu total terhadap apapun yang dia pelajari. Dia teguh dengan pendiriannya walaupun disekelilingnya tidak mendukung apa yang menjadi pilihannya, seperti pada saat kuliah di jurusan Teknik Elektro, sugeng malah mempelajari IT (Information Technology).

Pengalaman bekerjanya dimulai dari tahun 1998 hingga 2004 menapaki jejak karir di Unit Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi (UPPTI) Universitas Brawijaya mulai dari posisi web content updater, webmaster, asisten manager dan project manager. Kemudian di tahun 2004-2005 menjadi Web & Content Coordinator di PT Generasi Indonesia Digital (GEN ID) Jakarta. Di tahun 2005 sugeng bersama tim AirPutih berperan sebagai website & data center coordinator membantu penanggulangan korban gempa bumi dan tsunami Aceh. Tim AirPutih kemudian menjadi Yayasan AirPutih dan Sugeng menjadi Sekretaris Yayasan.

Di akhir tahun 2005 sampai 2006, Sugeng mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Penanggungjawab Teknis Tim Pengelola Website Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Di tahun 2007-2008 sugeng menjabat sebagai direktur utama di PT MyIndo Cyber Media. Di tahun 2011 sampai dengan 2013 menjabat sebagai project manager di Yayasan SatuDunia. Tahun 2014 sampai 2016 menjadi ICT specialist Yayasan Penabulu dan terakhir di tahun 2021 menjadi HR & Administration Coordinator di PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI.

Sugeng dikenal sebagai web developer & web administrator sejak bekerja di UPPTI Universitas Brawijaya, Gen ID, AirPutih, PT MyIndo Cyber Media, Yayasan SatuDunia, Yayasan Penabulu dan lembaga-lembaga lain baik di sektor profit maupun non profit. Sugeng memiliki kemampuan manajemen proyek maupun teknis di bidang IT khususnya dalam pengembangan dan pengelolaan website. Ratusan website yang sudah dia kembangkan dan puluhan project IT yang sudah pernah dia pimpin. Kemudian kemampuannya di manajemen dan IT dia curahkan bersama Yayasan Penabulu dan menemani proses transformasi digital di dalamnya dengan mengembangkan dan mengelola puluhan website dengan berbagai fungsi, baik sebagai organization branding, project branding, supporting tools, hingga knowledge hub & repository dalam konteks knowledge management. Saat ini kemampuan manajemennya diasah lagi dalam bidang pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan administrasi untuk program eliminasi TBC di 30 Provinsi dan 190 Kab/Kota.

Dari rekam jejaknya selama ini Sugeng memiliki ketertarikan yang kuat dalam mengkolaborasikan IT & Manajemen, dia suka menata sesuatu dan memanfaatkan IT di dalam proses-proses penataan dan pengelolaannya sehingga proses-proses kerja bisa dilakukan dengan lebih efisien dan sistematis sehingga organisasi maupun personil memiliki kemampuan beradaptasi terutama di saat-saat pandemik COVID-19 yang menuntut kerja-kerja berbasis digital.

Setyo Dwi Herwanto

Setyo, pria kelahiran magelang, sarjana Sastra Indonesia dan meraih gelar  magisternya dalam Kajian Budaya. Setyo dikenal sebagai pria yang supel dan mudah bergaul. Ia mampu menjalin hubungan yang baik dengan siapapun, dari teman sejawat di dunia akademis hingga para pekerja sosial di komunitasnya. Tingginya rasa empati dan kepedulian Setyo terhadap sesama manusia memang patut diapresiasi. Ia juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitarnya. Ia sering terlihat mengambil peran dalam program-program amal, kegiatan lingkungan, dan kegiatan sosial lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitarnya.

Mulai tahun 1999, Setyo telah terlibat dalam lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai Office Boy. Pada tahun 2003 hingga 2008, Setyo mengalami kenaikan jabatan yang luar biasa. Ia berhasil mencapai posisi Direktur di Pattiro Surakarta. Setelah menjalani masa jabatan sebagai Direktur, Setyo terus berkontribusi dalam berbagai peran penting. Antara tahun 2009 dan 2011, ia berperan sebagai Advisor dalam beberapa program di Pattiro Surakarta, menunjukkan kemampuannya untuk memberikan panduan dan saran yang berharga dalam mengembangkan inisiatif-inisiatif sosial.

Mulai pada tahun 2015, ia mulai bergabung di Penabulu Foundation dan menduduki posisi Program Manager. Peran ini mungkin mengharuskannya mengelola program-program yang lebih khusus dan fokus pada tujuan-tujuan yayasan. Pada periode 2016 hingga 2018, Setyo mengawasi Divisi Akuntabilitas dan Transparansi di Penabulu Foundation, menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan keterbukaan.Tidak hanya berfokus pada implementasi program, pada tahun 2018 hingga 2021, Setyo dipercaya untuk mengelola Badan Pelaksana Riset di Institut Penabulu Foundation.

Selama bertugas di Pattiro Surakarta dari tahun 2003 hingga 2007, Setyo berperan dalam memberikan pendampingan kepada Komunitas Pengemudi Becak di Kota Surakarta. Fokusnya adalah meningkatkan partisipasi komunitas dalam perencanaan pembangunan dan penyusunan kebijakan publik di kota Surakarta. Dari tahun 2007 hingga 2011, Setyo tidak hanya melanjutkan pendampingan untuk Komunitas Pengemudi Becak, tetapi juga memperluas cakupan tugasnya. Ia juga memberikan pendampingan kepada Kader Posyandu, Badan Otonom PCNU Kota Surakarta, dan Forum Lintas Sektoral untuk implementasi Hak Ecosoc di Kota Surakarta. Pengalamannya dalam memberikan layanan beralih ke Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana ia memberikan pendampingan kepada Civil Society Organizations (CSO) untuk meningkatkan partisipasi dalam perencanaan penganggaran daerah pada tahun 2012- 2014. Pada tahun 2016 hingga 2018, bersama dengan Penabulu Foundation, Setyo mengambil peran dalam memfasilitasi Subdit Bintek DJPK Kemenkeu RI. Fokusnya adalah pada peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan pada Layanan Terdepan Pemerintah Daerah, seperti Puskesmas, SD, dan Kecamatan.

Setyo memiliki ketertarikan mendalam pada beberapa tema yang telah menjadi fokus utamanya. Salah satunya adalah Pemberdayaan Masyarakat Desa, di mana ia merasa bahwa memberikan dukungan dan keterlibatan kepada masyarakat desa adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, tema Perencanaan Penganggaran Daerah juga menarik perhatian Setyo. Ia menyadari bahwa pengelolaan anggaran daerah memainkan peran penting dalam menyusun prioritas pembangunan dan alokasi sumber daya. Pengelolaan Pengetahuan, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal, juga menjadi fokus penting bagi Setyo. Ia percaya bahwa pengetahuan adalah kunci untuk memberikan pilihan dan peluang yang lebih baik bagi masyarakat.

Mochamad Theo Zaenuri

Theo Zaenuri adalah sosok yang dikenal sebagai seseorang yang tegas dan fokus dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini terlihat dari setiap pekerjaan yang ia lakukan. Ia selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin. Ia juga selalu berusaha untuk mencapai hasil yang terbaik. Ia tidak mudah menyerah dan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Hal ini membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan dihargai oleh orang lain.

Theo memiliki pengalaman yang luas dalam bidang pekerjaan. Dia telah menjadi Founder dan Direktur Yayasan Sadar Hati sejak tahun 2004 hingga sekarang. Selain itu, Theo juga menjadi Founder Smart Institute pada tahun 2014 hingga sekarang. Dia juga menjadi Owner dan Direktur di CV Inspira Creativa sejak tahun 2010 hingga sekarang. Selain itu, Theo juga menjadi Owner dan Komisaris di PT Semesta Raya IDEO sejak tahun 2020 hingga sekarang. Dia juga menjadi Founder dan Direktur Sahawood Indonesia pada tahun 2014 hingga sekarang. Selain itu, Theo juga menjadi Owner dan Direktur Ratowa Home Interior pada tahun 2015 hingga sekarang. 

Selain itu, Theo juga memiliki pengalaman sebagai IDU Officer di FHI pada tahun 2006 hingga 2011, PTO Officer di HCPI pada tahun 2011 hingga 2015, Dosen EIR di Universitas Ciputra pada tahun 2016 hingga 2017, Coach dan mentor pengusaha perempuan Indonesia di UN Women, Konsultan program Harm Reduction di PPH Atmajaya, Konsultan Bidang Advokasi di Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Konsultan bisnis di Siklus Indonesia untuk proyek HIVOS 2021 hingga 2022, Team Trainer Harm Reduction di UNODC, Supervisor marketing di PT Kompas Media Nusantara, Enterprenuer produk rempah-rempah untuk ekspor dan komoditi lokal, Mediator agency Property, Mentor bisnis di Binus University.

Theo memiliki pengalaman yang luas dalam bidang pekerjaan. Dia telah menjadi pimpinan dalam organisasi, memberikan asistensi teknis dan memberikan penguatan kapasitas skill melalui pelatihan – pelatihan. Sebagai pimpinan, Theo telah menunjukkan kemampuan untuk mengatur dan mengelola pekerjaan dengan efektif. Selain itu, Theo  juga telah menunjukkan kemampuan untuk mengatur dan mengelola tim dengan baik, mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam banyak karya, Theo memberikan  asistensi teknis untuk membantu banyak organisasi dalam mencapai tujuan. Dia telah menyediakan bantuan teknis untuk membantu organisasi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi dan meningkatkan kualitas layanan. Theo mampu memberikan penguatan kapasitas dan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan. Banyak organisasi mengakui jika pelatihan yang diberikan oleh Theo telah membantu organisasi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka.

Theo memiliki ketertarikan khusus pada pengembangan inovasi produk, karya, dan pengelolaan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam. Hal ini menunjukkan bahwa Theo memiliki keberpihakan tertentu dalam hal pengembangan inovasi produk, karya, dan pengelolaan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam. 

Barid Hardiyanto

Barid Hardiyanto lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia  menyelesaikan pendidikan Sarjana Sosiologi. Ia juga melanjutkan pendidikan dengan mengambil S2 dan S3 di Pascasarjana Ilmu Administrasi. Ia adalah seorang pembelajar yang senang dengan inovasi dan transformasi. Ia bertekad untuk terus belajar dan mencari tahu hal-hal baru. Barid Hardiyanto juga selalu berusaha untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dengan mencari peluang untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek inovatif dan transformatif. Ia menyukai hal-hal baru dan mencoba untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan.

Barid saat ini bekerja di Lembaga Penelitian Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (LPPSLH), juga menjadi dosen di UIN Prof. Saifuddin Zuhri Purwokerto dan di beberapa perguruan tinggi lainnya. Ia juga masih tetap menjalani aktivisme dalam memberdayakan masyarakat luas. Ia bersama dengan organisasi petani, buruh migran, guru honorer, perempuan, UMKM, dan lain-lain menjalankan berbagai macam kegiatan untuk memajukan kehidupan masyarakat. Di dunia politik, Barid terlibat dalam mendorong calon pemimpin progresif. Ia berupaya untuk meningkatkan kualitas pemimpin-pemimpin yang dipilih masyarakat dan mengajak masyarakat untuk mengambil bagian dalam memilih pemimpin yang berkualitas. Selain sebagai aktivis dan akademisi, Barid juga merupakan enterpreneur yang berpengalaman. Ia menjadi founder beberapa start up dan ikut membantu menginkubasi berbagai macam ide-ide inovatif dari para enterpreneur. Dengan semua upaya yang ia lakukan, Barid berupaya untuk memajukan kualitas masyarakat melalui berbagai macam inisiatif yang ia lakukan.

Dwi Aris Subakti

Aris, demikian biasa disapa, adalah Sarjana Ilmu Sejarah dan Master Ilmu Komunikasi dengan spesialisasi Media dan Komunikasi Politik. Ia memiliki ketertarikan dalam dunia fotografi dan menulis, serta menyukai hal baru. Hal ini karena pengalamannya sebagai jurnalis dan memimpin institusi pers kampus.

Aris memulai karir di dunia LSM saat bergabung di Institute for Media and Social Studies (IMSS) pada tahun 2006 hingga 2008 sebagai peneliti dan koordinator program. Selanjutnya ia bergabung dengan SatuDunia (OneWorld Indonesia) pada tahun 2008-2012 sebagai Knowledge Sharing Officer dan Capacity Building Officer. Sempat juga Aris menjadi Regional Technical Officer untuk proyek Scalling up for Most at Risk Population, yaitu sebuah proyek yang didanai USAID untuk penguatan kapasitas organisasi dalam mendukung program HIV pada populasi kunci sejak 2012 hingga 2015 di bawah manajement Research Triangle Institute. Masih dengan isu HIV/AIDS. Aris mendapat kepercayaan sebagai Regional Technical Officer untuk program Delivering Resources for AIDS Programming yang merupakan project HIV/AIDS dengan pendanaan USAID, pada tahun 2015 hingga 2016 di bawah manajemen PACT Inc.

Sejak 2016 hingga kini, bersama Penabulu, Aris menangani banyak proyek KOMPAK-DFAT, MCAI, Indonesia Business Council for Sustainable Development, SNV, PT. JAPFA Comfeed, IAC, JIP. Saat ini menjadi MEL Manager di PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI untuk Program Eliminasi TB yang didanai GF.

Ketelatenannya dalam menulis, menjadikannya kaya pengalaman dalam berkutat dengan dokumen organisasi. Aris adalah salah satu personel penting dalam pengembangan protokol CBMF untuk IAC; menyusun laporan advokasi anggaran untuk JIP; menyusun riset “Peluang Pendanaan CSR untuk CSO” yang didukung oleh SNV; serta menyusun Policy Brief KOMPAK tentang Peningkatan Kapasitas Keuangan bagi Frontline Services.

Tidak banyak aktivis LSM yang sangat concern pada menulis, riset sosial, pengelolaan pengetahuan. Aris lah salah satunya.

Deden Ramadani

Deden memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Sosiologi dan Magister Kesejahteraan Sosial. Deden memiliki inisiatif tinggi, selalu mencari peluang inovasi, dan adaptif terhadap perubahan.

Sejak 2021, Deden mendapat kepercayaan sebagai Research Manager di Penabulu Research Institute. Selain itu, ia juga berperan sebagai PMEL Specialist untuk Proyek ADAPTASI, yang merupakan kerjasama antara Yayasan Hivos dan Yayasan Penabulu.

Sudah lebih dari tujuh tahun Deden menggeluti riset di aneka ragam isu, mulai dari isu anak, perempuan, seni dan budaya, hingga isu perubahan iklim.

Deden memiliki ketertarikan tinggi pada seni dan budaya, serta perkembangan teknologi dan implikasinya kepada kehidupan manusia dan alam.

Yudistira Soeherman

Yudistira Soeherman sudah 7 tahun berkecimpung di dunia kajian dan riset. Memiliki atar belakang akademis Sosial Ekonomi Peternakan dan Ekonomi Pembangunan, yang membawanya fokus pada isu pembangunan regional, terutama pembangunan ekonomi yang secara inklusif bersinggungan dengan aspek lingkungan, pertanian, kehutanan, dan pangan dalam mencapai Sustainable Development Goal’s. Yudis memiliki karakter open mind dan selalu tertantang untuk belajar hal baru, membuat dia memperkaya kompetensinya ke ranah ekonomi digital.

Yudis yang menekuni hobi melakukan riset memperoleh ruang ketika mendapat kesempatan bergabung di Pusat Kajian Pembangunan Peternakan pada tahun 2015. Di sana ia mendalami berbagai metode riset, menyusun perencanaan dan implementasi pembangunan ekonomi secara makro, meliputi pembangunan regional yang berfokus pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pada tahun 2018 bergabung dengan Yayasan Penabulu, yang kemudian menguatkan diri pada kompetensi pembangunan ekonomi secara mikro meliputi rantai pasok komoditas, mata pencaharian masyarakat dan bisnis komunitas.

Mulai tahun 2019 hingga kini, Yudis menjadi bagian penting Perkumpulan Desa Lestari sebagai Spesialis Riset, Data, dan Informasi Desa. Bersama Perkumpulan Desa Lestari, ia terus mendalami isu pembangunan ekonomi regional berbasis desa. Mengacu amanat UU Desa, Yudis bersama Perkumpulan Desa Lestari mendorong kemandirian desa tidak hanya pada aspek tata kelola pemerintahannya saja, melainkan juga mempersiapkan desa untuk segera mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan desa dalam pemenuhan kebutuhannya di masa depan. Upaya ini dapat terwujud melalui optimalisasi potensi sumber daya desa guna kesejahteraan masyarakat.

Bersama tiga lembaga yang pernah menaunginya, Yudis menyusun banyak riset dan kajian tentang pembangunan ekonomi berbasis pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, baik telah masuk dalam publikasi internasional, nasional maupun sebagai dokumen acuan kebijakan maupun implementasi program. Beberapa diantaranya adalah menyusun Masterplan Sembilang Dangku dengan Lanskap dan Manajemen Kemitraan pada tahun 2018 dalam skema proyek KELOLA SENDANG bersama ZSL Indonesia; menjadi anggota penyusun “Investment Opportunities of The Private Sector on The Sustainable Food System in Indonesia” bersama IBCSD pada 2019; melakukan asesmen dan memfasilitasi peningkatan kapasitas BUMDes di Kabupaten Kudus pada tahun 2019 – 2021 dalam kerjasama Perkumpulan Desa Lestari dan Djarum Foundation; melakukan evaluasi program kerjasama antara Yayasan IDRAP dengan BfDW pada 2019; mendesain platform Data Komoditas Terpadu (DAKOTA) pada proyek Civic Engagement Alliance tahun 2019-2020; di tahun 2021 menjadi asesor dalam Pemetaan Potensi Mata Pencaharian Alternatif Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bersama Yayasan ASRI; mengembangkan aplikasi Sistem Administrasi dan Informasi Desa (SAID) dalam skema proyek RESBOUND di tahun 2021; menyusun “Baseline Research Adaptasi Perubahan Iklim” dalam kerja bersama Koalisi ADAPTASI pada tahun 2022; bersama Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, pada tahun 2022, menyusun “Pedoman Sistem Pemanenan Kayu Manis Ramah Lingkungan di Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Kerinci”.

Pada kesempatan yang lain, Yudis cukup sering memberikan kuliah umum tentang Pembangunan Ekonomi Regional di Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Keterlibatan di dunia akademis, menjadikannya mendapatkan kesempatan untuk melakukan diskusi intelektual dengan dosen dan mahasiswa.

Melalui kiprah dan pengalamannya, kapasitas Yudis tentang pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam bertambah serta berkembang. Kemampuan fasilitasi, analisis, lobi, advokasi, riset, dan kolaborasi pun semakin kuat. Baginya,pembangunan ekonomi di Indonesia tidak akan lepas pada aspek pengelolaan sumber daya alam. Maka dalam strategi pembangunan harus sangat memperhatikan banyak aspek secara inklusif dan bertanggung jawab untuk memastikan keberlanjutan kehidupan di masa akan datang.