Mochamad Theo Zaenuri

Theo Zaenuri adalah sosok yang dikenal sebagai seseorang yang tegas dan fokus dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini terlihat dari setiap pekerjaan yang ia lakukan. Ia selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin. Ia juga selalu berusaha untuk mencapai hasil yang terbaik. Ia tidak mudah menyerah dan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Hal ini membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan dihargai oleh orang lain.

Theo memiliki pengalaman yang luas dalam bidang pekerjaan. Dia telah menjadi Founder dan Direktur Yayasan Sadar Hati sejak tahun 2004 hingga sekarang. Selain itu, Theo juga menjadi Founder Smart Institute pada tahun 2014 hingga sekarang. Dia juga menjadi Owner dan Direktur di CV Inspira Creativa sejak tahun 2010 hingga sekarang. Selain itu, Theo juga menjadi Owner dan Komisaris di PT Semesta Raya IDEO sejak tahun 2020 hingga sekarang. Dia juga menjadi Founder dan Direktur Sahawood Indonesia pada tahun 2014 hingga sekarang. Selain itu, Theo juga menjadi Owner dan Direktur Ratowa Home Interior pada tahun 2015 hingga sekarang. 

Selain itu, Theo juga memiliki pengalaman sebagai IDU Officer di FHI pada tahun 2006 hingga 2011, PTO Officer di HCPI pada tahun 2011 hingga 2015, Dosen EIR di Universitas Ciputra pada tahun 2016 hingga 2017, Coach dan mentor pengusaha perempuan Indonesia di UN Women, Konsultan program Harm Reduction di PPH Atmajaya, Konsultan Bidang Advokasi di Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Konsultan bisnis di Siklus Indonesia untuk proyek HIVOS 2021 hingga 2022, Team Trainer Harm Reduction di UNODC, Supervisor marketing di PT Kompas Media Nusantara, Enterprenuer produk rempah-rempah untuk ekspor dan komoditi lokal, Mediator agency Property, Mentor bisnis di Binus University.

Theo memiliki pengalaman yang luas dalam bidang pekerjaan. Dia telah menjadi pimpinan dalam organisasi, memberikan asistensi teknis dan memberikan penguatan kapasitas skill melalui pelatihan – pelatihan. Sebagai pimpinan, Theo telah menunjukkan kemampuan untuk mengatur dan mengelola pekerjaan dengan efektif. Selain itu, Theo  juga telah menunjukkan kemampuan untuk mengatur dan mengelola tim dengan baik, mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam banyak karya, Theo memberikan  asistensi teknis untuk membantu banyak organisasi dalam mencapai tujuan. Dia telah menyediakan bantuan teknis untuk membantu organisasi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi dan meningkatkan kualitas layanan. Theo mampu memberikan penguatan kapasitas dan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan. Banyak organisasi mengakui jika pelatihan yang diberikan oleh Theo telah membantu organisasi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka.

Theo memiliki ketertarikan khusus pada pengembangan inovasi produk, karya, dan pengelolaan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam. Hal ini menunjukkan bahwa Theo memiliki keberpihakan tertentu dalam hal pengembangan inovasi produk, karya, dan pengelolaan sumber daya manusia serta pengelolaan sumber daya alam. 

Barid Hardiyanto

Barid Hardiyanto lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia  menyelesaikan pendidikan Sarjana Sosiologi. Ia juga melanjutkan pendidikan dengan mengambil S2 dan S3 di Pascasarjana Ilmu Administrasi. Ia adalah seorang pembelajar yang senang dengan inovasi dan transformasi. Ia bertekad untuk terus belajar dan mencari tahu hal-hal baru. Barid Hardiyanto juga selalu berusaha untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dengan mencari peluang untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek inovatif dan transformatif. Ia menyukai hal-hal baru dan mencoba untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan.

Barid saat ini bekerja di Lembaga Penelitian Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (LPPSLH), juga menjadi dosen di UIN Prof. Saifuddin Zuhri Purwokerto dan di beberapa perguruan tinggi lainnya. Ia juga masih tetap menjalani aktivisme dalam memberdayakan masyarakat luas. Ia bersama dengan organisasi petani, buruh migran, guru honorer, perempuan, UMKM, dan lain-lain menjalankan berbagai macam kegiatan untuk memajukan kehidupan masyarakat. Di dunia politik, Barid terlibat dalam mendorong calon pemimpin progresif. Ia berupaya untuk meningkatkan kualitas pemimpin-pemimpin yang dipilih masyarakat dan mengajak masyarakat untuk mengambil bagian dalam memilih pemimpin yang berkualitas. Selain sebagai aktivis dan akademisi, Barid juga merupakan enterpreneur yang berpengalaman. Ia menjadi founder beberapa start up dan ikut membantu menginkubasi berbagai macam ide-ide inovatif dari para enterpreneur. Dengan semua upaya yang ia lakukan, Barid berupaya untuk memajukan kualitas masyarakat melalui berbagai macam inisiatif yang ia lakukan.

Adam Kurniawan

Adam Kurniawan, memiliki kalimat sakti “Cara terbaik memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya”. Aktif di WALHI sejak masih duduk di bangku kuliah hingga kini. Pada 2010 mendirikan Balang Institute di kampung halaman. Bersama Balang Institute Indonesia, Adam dan kawan-kawan mendorong insiatif masyarakat dalam mengakses dan mengelola sumber daya alam, serta memobilisasi sumberdaya untuk mendukung inisiatif yang tumbuh dari pengorganisasian masyarakat. Baginya, terus bergerak dan saling memperkuat adalah jalan menciptakan masa depan yang lebih baik.

Semenjak aktif di Walhi Sulawesi Selatan, Adam menduduki posisi sebagai Kepala Departemen Pengorganisasian Rakyat pada tahun 2006-2009. Kala itu ia mendampingi petani Takalar yang sedang berkontra dengan PTPN XIV dan mendampingi kaum miskin kota di Makassar kala berurusan dengan mafia tanah. Tahun 2009-2010 Adam menjadi fasilitator Access-Ausaid dalam kerja-kerja penguatan kelembagaan 6 (enam) BUMDes di Kabupaten Bantaeng.

Pada 2010, Adam turut mendirikan Balang Institute dan ditunjuk menjadi Direktur hingga 2014. Sempat bekerja untuk ICRAF pada 2014-2016 dalam proyek AGFOR Sulawesi yang mendorong lahirnya Regulasi Imbal Jasa Lingkungan di Bantaeng dan Bulukumba. Tahun 2017-2020 Adam kembali ke Balang Institute dan mengembangkan beragam inovasi berorientasi pada penggunaan lahan dan pemenuhan kebutuhan dasar untuk mengakses sumber pendanaan alternatif. Kini, Adam mendapat mandat untuk menduduki posisi di Dewan Eksekutif Nasional Walhi sejak tahun 2021.

Sejak 2007, banyak hal yang sudah dilakukan Adam, terutama di bidang advokasi lingkungan. Pada 2007-2009 Adam mendampingi pembentukan dan penguatan Serikat Tani Polombangkeng dan Persatuan Rakyat Kassi-kassi (warga pemukiman kumuh di Makassar); ia juga memfasilitasi penguatan kelembagaan 6 (enam) BUMDes di Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng pada 2009-2010; pada 2010-2014 Adam mendampingi penguatan kelembagaan Pengelola Hutan Desa Labbo, Desa Pattaneteang, dan Desa Campaga hingga mampu menyusun Rencana Kelola Hutan Desa; menjadi Konsultan dalam Project AGFOR Sulawesi yang menghasilkan Peraturan Bupati Bantaeng tentang Jasa Lingkungan di Bantaeng dan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba tentang Masyarakat Adat Kajang di Bulukumba dilakukannya pada rentang waktu 2014-2016; pada tahun 2017-2019 Adam mendamping penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha Koperasi Akar Tani hingga dapat mengakses pinajamn modal dari BLU KLHK untuk menjalankan usaha produksi kopi.

Rival Gulam Ahmad

Dikenal dengan nama Rival Ahmad. Dia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 2000 dan mengantongi ijazah Master of Law dari Melbourne Law School pada 2009. Keahlian utamanya teori dan metode sosio-legal, legislative drafting, dan pemikiran hukum. Minat risetnya pada isu keadilan ekologi, keadilan multispesies, keadilan sosial. antropologi legislasi, dan pendidikan hukum dan pembelajaran.

Rival menjadi peneliti hukum dan sosial sejak 1998 di PSHK, menjadi pengurus inti PSHK dari 1998-2007, sambil menjadi pengajar di FHUI pada 2002-2007. Kemudian mendirikan STH Indonesia Jentera dan menjadi Ketuanya dari 2011-2013. Pada 2013-2015 menjadi program officer di The Asia Foundation. Mendirikan SPASIA dan menjadi Direktur pada 2015-2018. Lantas menjadi Senior Coordinator di program Knowledge Sector Initiative – DFAT pada 2018-2019. Sempat menjadi Manajer Manajemen Pengetahuan di program Kelola Sendang – ZSL pada Maret-Desember 2019, dan bergabung dengan Yayasan Penabulu sebagai Deputi Direktur bidang Kemitraan Strategis dan Direktur Penabulu Research Institute (PRI) sejak Januari 2020 hingga sekarang. Selama 2015 hingga sekarang masih menjadi dosen tidak tetap di STHI Jentera.

Sejak 2001 menjadi trainer untuk legislative drafting dan advokasi kebijakan untuk anggota parlemen, pengurus partai politik, aktivis LSM, dosen, pegawai sektor swasta dan pemerintah, serta aktivis disabilitas dan perempuan. Sejak 2007 menjadi fasilitator untuk pertemuan-pertemuan strategis, perencanaan advokasi kebijakan, perencanaan organisasi dan program, dan monitoring dan evaluasi program untuk program pembangunan, LSM dan perguruan tinggi. Dari 2009 Menjadi trainer untuk penguatan kapasitas kemitraan strategis dan jaringan, penguatan kapasitas fasilitasi dan pelatihan, metode penelitian dan pendidikan hukum, penguatan pengelolaan sumber daya, dan manajemen pengetahuan untuk organisasi LSM, lembaga pemerintah dan organisasi seni dan budaya.

Rival sangat tertarik pada penguatan manusia dan organisasi sosial yang menggunakan pendekatan pemikiran sistem dan kompleksitas, riset sosial lintas dan transdisipliner, dan perspektif budaya dalam perencanaan dan pengelolaan program.

Deden Ramadani

Deden memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Sosiologi dan Magister Kesejahteraan Sosial. Deden memiliki inisiatif tinggi, selalu mencari peluang inovasi, dan adaptif terhadap perubahan.

Sejak 2021, Deden mendapat kepercayaan sebagai Research Manager di Penabulu Research Institute. Selain itu, ia juga berperan sebagai PMEL Specialist untuk Proyek ADAPTASI, yang merupakan kerjasama antara Yayasan Hivos dan Yayasan Penabulu.

Sudah lebih dari tujuh tahun Deden menggeluti riset di aneka ragam isu, mulai dari isu anak, perempuan, seni dan budaya, hingga isu perubahan iklim.

Deden memiliki ketertarikan tinggi pada seni dan budaya, serta perkembangan teknologi dan implikasinya kepada kehidupan manusia dan alam.

Adi Nugroho

Adi Nugroho, berlatar belakang akademik Teknik Lingkungan dan Studi Pembangunan dengan pengalaman yang sangat panjang di bidang lingkungan, penanggulangan bencana dan adaptasi perubahan iklim.

Adi melakukan beberapa penelitian tentang lingkungan, pengelolaan hutan, adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metodologi partisipatif seperti investigasi, penelitian tindakan, penelitian kebijakan, dan etnografi. Selain penelitian, Adi sangat lihai dalam memfasilitasi pelatihan, diskusi kelompok terfokus, dan lokakarya di tingkat masyarakat, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat. Keterampilan dalam hal penelitian dan fasilitasi tersebut mendukung kemampuannya melakukan evaluasi di beberapa LSM.

Sejak 1995, Adi mulai aktif di berbagai jaringan baik lokal, nasional maupun internasional. 9 tahun di Yayasan Gita Pertiwi (1995-2004) menjadi awalannya berkiprah di beberapa LSM setelahnya. Tahun 2002-2004 Adi dipercaya sebagai Regional Executive Director WALHI, 2004-2012 sebagai Koordinator Komisi Konsultasi dan Kerjasama Manajemen Bencana di Yayasan Society for Health Education, Environment and Peace (SHEEP), 2012-2015 sebagai konsultan di Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD), 2015-2019 sebagai Direktur pada Direktorat Lingkungan, Kehutanan, dan Perubahan Iklim di Yayasan Penabulu, serta 2019 sampai sekarang dipercaya sebagai Chief Grant Management di Yayasan Penabulu.

Beberapa pengalaman penting Adi Nugroho dalam beberapa tahun terakhir sebagai Chief Grant Management on Service Provider dalam program Small Grant Program in Indonesia bersama ASEAN Heritage Park, ASEAN Center for Biodiversity (ACB), dan Germany Development Bank (KfW). Adi juga terlibat dalam peningkatan kapasitas kelembagaan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan menciptakan jaringan PRB melalui platform multi pemangku kepentingan bersama Asia Pacific Alliance for Disaster Management (APAD) dan Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana. Sebagai evaluator, Adi pernah mengevaluasi Program Tanggung Jawab Sosial PT Newmont Nusa Tenggara pada 2015-2016. Tidak hanya di bidang lingkungan hidup, Adi Nugroho pernah didapuk sebagai Spesialis Rencana Mitigasi dan Pemantauan Lingkungan (EMMP) Delivering Expanded Resource for AIDS Programming (DERAP) pada tahun 2015.

Kelompok rentan pada sebuah kelompok menjadi keunikan khusus dalam memastikan pengelolaan sumber daya alam dan manusia.