David Fau

David Fau adalah individu yang menginspirasi dengan dedikasi dan ketekunan yang luar biasa dalam mendorong advokasi hak asasi manusia, pengembangan teknologi, dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai seorang profesional yang berakar di Indonesia, perjalanan karir David tidak hanya mencerminkan komitmen yang kokoh terhadap keadilan sosial, tetapi juga merupakan perwujudan dari keterampilan dan pengalaman yang luas di berbagai bidang.

Pendidikan formalnya di bidang Bahasa Inggris dari Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Kristen Indonesia membuktikan ketertarikannya pada komunikasi yang efektif. Namun, David juga mengejar pengetahuan melalui pendidikan informal dan kursus singkat yang meningkatkan keterampilan spesifiknya yang sangat relevan dalam lingkup profesionalnya.

Pengalaman kerja David telah mengambil peran kunci dalam organisasi-organisasi yang berfokus pada dokumentasi, investigasi, dan advokasi hak asasi manusia. Mulai dari KontraS Jakarta hingga berbagai peran kepemimpinan di Sulawesi dan Makassar, David secara konsisten menunjukkan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap keadilan dan akuntabilitas.

Perannya di IKOHI dan Federasi Asia Melawan Penghilangan Paksa menandakan keterlibatannya dalam skala global, dimana ia aktif dalam menangani kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dan advokasi kebijakan yang lebih baik.

Selain itu, David juga memiliki keahlian di bidang pengembangan digital, manajemen acara, dan pemberdayaan kapasitas. Perannya di Yayasan Penabulu adalah contoh konkret bagaimana ia menggabungkan teknologi dengan tujuan sosial untuk menciptakan dampak yang positif dalam masyarakat.

Penguasaan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, serta keterampilan teknis yang luas, membuatnya menjadi aset yang berharga dalam setiap proyek yang dihadapinya.

Sebagai kesimpulan, David Fau adalah contoh nyata dari seseorang yang tidak hanya memiliki visi yang kuat untuk perubahan sosial, tetapi juga memiliki keterampilan dan komitmen yang diperlukan untuk mewujudkannya. Dedikasinya terhadap hak asasi manusia dan kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama menjadikannya sebagai pemimpin yang inspiratif dan berpengaruh di Indonesia dan di seluruh dunia.

Bambang Eko B.Y

Bambang Eko B.Y. adalah seorang profesional yang berpengalaman dan memiliki latar belakang yang beragam, lahir pada tanggal 21 Oktober 1967 di Jakarta. Dengan gelar Sarjana Hukum yang diperoleh pada tahun 1998, Bambang Eko telah mengejar pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan keterampilan melalui berbagai pelatihan, termasuk kursus Manajer Keamanan dengan PT. PROTECOM pada tahun 2002 dan Civic Education for Future Indonesia Leader (CEFIL) pada tahun 1997.

Sejak tahun 2019, Bambang Eko telah menjabat sebagai Deputi Direktur Tanggap Bencana di Yayasan Penabulu, menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat dan respons terhadap bencana. Perannya yang mencolok sebagai Team Leader dalam berbagai proyek, termasuk penyelesaian konflik di area pertambangan, pemetaan partisipatif di daerah terpencil, dan upaya bantuan bencana di daerah yang terkena gempa dan tsunami menegaskan kontribusinya dalam memfasilitasi proses kolaboratif yang memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya.

Selain itu, Bambang Eko juga terlibat dalam upaya konservasi lingkungan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, bekerja sama dengan organisasi seperti WWF dan Yayasan PEKA Indonesia. Sebagai Manajer Program, ia telah memimpin inisiatif untuk memperkuat kerangka institusional dan mempromosikan praktik-praktik yang bertanggung jawab di berbagai wilayah, termasuk Kalimantan.

Di luar pekerjaannya, Bambang Eko dikenal karena integritasnya, ketahanannya, dan dedikasinya yang teguh terhadap penyebab kemanusiaan. Kemampuannya untuk menavigasi lanskap sosial-politik yang kompleks dan memfasilitasi kemitraan inklusif menegaskan keefektifannya sebagai pemimpin dan agen perubahan.

Secara keseluruhan, Bambang Eko B.Y. adalah individu yang berbakat dan didorong oleh tujuan yang mendalam untuk melayani masyarakat, melindungi lingkungan, dan mempromosikan keadilan sosial. Pengalamannya yang luas, ditambah dengan semangatnya dalam advokasi dan pembangunan kapasitas, menjadikannya sebagai aset berharga dalam menciptakan dampak positif dan meningkatkan ketahanan dalam menghadapi tantangan.

Haris A. Ch. Oematan

Haris adalah seorang individu yang luar biasa, memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pengembangan komunitas dan advokasi untuk isu-isu sosial yang relevan. Sejak masa kuliahnya di Universitas Nusa Cendana Kupang, Haris telah aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, menunjukkan sifat rendah hati, integritas, dan keterbukaan terhadap perbedaan.

Sebagai seorang yang proaktif dan mudah beradaptasi, Haris telah berhasil memimpin berbagai proyek dan organisasi selama bertahun-tahun. Dalam perannya sebagai Direktur CIS Timor, Haris telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola tim dan mengkoordinasikan berbagai inisiatif, termasuk menjadi koordinator dalam berbagai aliansi dan jaringan kerja.

Pengalaman Haris dalam berbagai forum dan komunitas, termasuk sebagai penasihat dalam pengurangan risiko bencana, menunjukkan keahliannya dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Haris juga telah terlibat dalam pengembangan program-program untuk berbagai organisasi, menunjukkan komitmenya terhadap pemberdayaan dan inklusi sosial.

Meskipun memiliki keterbatasan dalam percaya diri untuk mengembangkan layanan jasa, Haris tetap menunjukkan kemampuannya dalam membangun relasi dan berkontribusi dalam berbagai kampanye dan advokasi. Dengan dedikasi dan komitmennya terhadap isu-isu sosial, Haris terus menjadi sosok yang inspiratif dan berpengaruh dalam memajukan masyarakat lokalnya.

Febrilia Ekawati

Febri adalah seorang individu yang bersemangat dan berdedikasi dalam memperjuangkan isu lingkungan dan sosial, meskipun latar belakang pendidikannya adalah dari Fakultas Pertanian. Dari tahap awal pendidikannya di TK hingga meraih gelar sarjana, dia telah menempuh perjalanan panjang dalam dunia pendidikan di Lampung.

Kecintaannya pada pembelajaran lintas disiplin ilmu seperti hukum dan sosial membuatnya memiliki wawasan yang luas dan mendalam dalam memahami berbagai isu yang kompleks. Namun, tidak hanya berhenti pada aspek akademis, Febri juga aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil sejak tahun 2006, dimulai dari JWJL Lampung, Serikat Tani Indonesia, hingga Perkumpulan Telapak.

Puncak kiprahnya dalam organisasi terjadi ketika dia bergabung dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) pada tahun 2010. Menjabat sebagai direktur eksekutif YKWS sejak 2017, dia telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memberikan pendampingan kepada masyarakat terutama dalam hal pendidikan lingkungan dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat.

Di samping itu, Febri juga terlibat dalam advokasi kebijakan di sektor anggaran, dengan fokus pada audit sosial bersama masyarakat. Namun, tantangan utamanya adalah minimnya dukungan dari masyarakat terhadap gerakan advokasi tersebut, terutama dalam hal transparansi anggaran di Provinsi Lampung.

Ketertarikan khusus Febri pada advokasi kebijakan dan upayanya dalam memperjuangkan isu-isu lingkungan dan sosial menunjukkan komitmennya yang kuat terhadap perubahan positif bagi masyarakat Lampung. Dengan kepemimpinan dan dedikasinya yang terus-menerus, dia terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran dan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program dan inisiatif yang dijalankan oleh YKWS dan Blue Seed Indonesia, organisasi yang dia dirikan pada tahun 2022 dan di mana dia kini menjabat sebagai ketua dewan pengawas.

Muchamad Awal

Awal, seorang yang awalnya pendiam dan menghabiskan masa kecilnya di Bogor, Jawa Barat, mulai menunjukkan perubahan ketika memasuki masa SMA. Di saat itu, dia mulai aktif dalam berbagai organisasi baik di dalam maupun di luar sekolah. Pada tahun 1997, Awal memulai perjalanan kuliahnya di Kampus Universitas Indonesia, mengambil jurusan Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya. Tak hanya itu, dia juga menjalani kuliah S1 Manajemen di STIE Adhi Niaga Bekasi.

Selama masa kuliahnya, Awal sangat aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan ikut berperan dalam Gerakan 98, sebuah gerakan mahasiswa yang bersejarah di Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya, Awal mulai terlibat dalam dunia kerja dengan bergabung di posko Mapala UI dan Yayasan Bumoe Leuseur di Aceh. Di sana, Awal dan timnya memberikan layanan penting seperti penyediaan data kondisi para penyintas dan pembuatan database menggunakan metode pemetaan GIS.

Awal berhasil menjalin kemitraan dengan organisasi besar seperti UNOCHA, UNICEF, UNHCR, dan UPC (Urban Poor Consorsium) antara tahun 2005-2008. Pelayanan yang mereka berikan meliputi asesor, survei, konsultasi, dan pendampingan dalam berbagai bidang seperti kehidupan berkelanjutan, pertanian, lingkungan, permakultur, dan mitigasi bencana. Selama dekade terakhir, mereka telah bekerja dengan lebih dari 80 mitra, termasuk komunitas dan perusahaan swasta.

Awal sangat memperhatikan masyarakat di daerah terpencil, terutama keluarga-keluarga yang tinggal di daerah dengan akses minim. Dia menyadari bahwa budaya pemerintah yang cenderung menyamaratakan kebijakan secara nasional seringkali menimbulkan kesenjangan di daerah-daerah terpencil tersebut. Awal berpendapat bahwa kebijakan pemerintah seharusnya lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Dia percaya bahwa mengakomodasi kebijakan lokal ke dalam kebijakan nasional akan menguatkan kearifan lokal dan memperkuat persatuan bangsa. Di setiap langkahnya, Awal berusaha untuk menyelaraskan kebijakan nasional dengan realitas lokal, dengan harapan dapat memperbaiki kondisi masyarakat di Indonesia secara keseluruhan.

Mohammad Tamsil

Dengan latarbelakang pendidikan Tamsil yakni  hukum perdata & Kenotariatan menunjang dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai spesialis perencanaan dan pengembangan bisnis khususnya dalam aspek legal & hukum yang menjadi salah satu aspek penting dalam pengelolaan suatu bisnis.

Memiliki pengalaman dan pembelajaran dalam dunia kewirausahaan berdasarkan praktik-praktik riil di lapangan sejak tahun 2010, dan banyak terlibat dalam proyek-proyek yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi kemasyarakatan bersama Penabulu sejak tahun 2015

Selain terlibat dalam proyek-proyek yang dikelola oleh Penabulu, Beliau juga sudah mendampingi beberapa lembaga dalam hal strategi pengembangan unit usaha lembaga seperti Koperasi Walhi Adil Lestari dalam perencanaan & pengembangan bisnis koperasi sejak 2022 hingga saat ini, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam membangun perencanaan bisnis bagi mitra-mitra YKAN di Kab. Berau pada tahun 2023, lebih dari 70 BUMDes se-Kudus mitra Djarum Foundation sejak tahun 2022 hingga saat ini dalam mentoring penyusunan perencanaan bisnis BUMDes, co-Founder & Business Development PT. Jentera Garda Futura (Plepah.id) sejak tahun 2019 hingga saat ini dan banyak lembaga-lembaga lokal di beberapa daerah untuk pendampingan penyusunan perencanaan usaha lembaga.

Upaya untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri harus diawali dengan memberikan akses ilmu pengetahuan kepada mereka dan kemudian dilakukan pendampingan intensif sampai dinilai mereka cukup siap untuk melanjutkan kemandirianya.

Misan

Misan adalah seorang profesional yang telah mengumpulkan pengalaman berharga dalam berbagai bidang, menandai perjalanannya dengan kesetiaan pada kesejahteraan sosial dan pembangunan komunitas. Dengan gelar Magister dalam Kesejahteraan Sosial dan Sarjana dalam Pengembangan Komunitas Islam, Misan telah membangun fondasi pendidikan yang kuat. Dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta, dia membawa semangat dan adaptabilitas ke dalam perjalanannya yang beragam di dunia kerja.

Pertama-tama, Misan memulai karirnya sebagai Petugas Administrasi dan Keuangan Program untuk FHI-ASA, tempat ia terlibat dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kemitraan untuk kampanye HIV/AIDS. Pengalaman awal ini memicu semangatnya untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Misan kemudian melangkah ke peran yang lebih besar, termasuk sebagai Pejabat Kemitraan di Yayasan SatuDunia, di mana dia membangun kerjasama, mengadakan pelatihan, dan mengelola basis data dengan cermat.

Peran kunci Misan sebagai Petugas Administrasi untuk program Penguatan Sistem Komunitas untuk Mengurangi Kerentanan dan Dampak Infeksi HIV menunjukkan kepiawaiannya dalam manajemen operasional, koordinasi tim, dan memastikan kepatuhan terhadap standar operasional. Pengalaman sebagai Koordinator Evaluasi Kemitraan dan Pemantauan untuk Pengeluaran Kampanye Media Pemilihan dalam Pemilihan Presiden 2014 melibatkan Misan dalam manajemen data, fasilitasi partisipasi pemangku kepentingan, dan memastikan kesuksesan program.

Saat ini, Misan menjabat sebagai Staf HR di PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, di mana ia bertanggung jawab atas rekrutmen, pengembangan karyawan, dan memastikan kepatuhan organisasi. Dia menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan produktif, mendorong pertumbuhan dan kolaborasi.

Di luar pekerjaan, Misan adalah individu yang menonjol dengan integritas, kepedulian, dan komitmen pada pelayanan masyarakat. Dia adalah pemimpin yang menempatkan keadilan sosial sebagai prinsip utama dalam tindakan dan keputusan. Melalui dedikasinya yang tak tergoyahkan, Misan memiliki visi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan empatik.

Dengan pengalaman yang beragam dan kepemimpinan yang kuat, Misan terus membuktikan dirinya sebagai agen perubahan yang efektif dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Dalam setiap langkahnya, Misan menjaga komitmennya untuk menciptakan perubahan positif, menjadikannya tokoh yang dihormati dan diandalkan di dunia pembangunan komunitas.

Abdul Syukur Ahmad

Abdul Syukur Ahmad adalah seorang pakar lingkungan dan sosial yang berpengalaman luas dalam pengelolaan hutan dan lingkungan. Dengan gelar sarjana Kehutanan dari Universitas Hasanuddin, Abdul memiliki keahlian dalam perencanaan strategis, implementasi proyek, dan kerangka manajemen lingkungan dan sosial. Dia dikenal sebagai individu yang berdedikasi, analitis, dan memiliki kepekaan terhadap isu-isu lingkungan dan masyarakat. Dengan latar belakangnya yang kaya dan kerja kerasnya, Abdul telah berkontribusi secara signifikan dalam berbagai proyek nasional dan internasional.

Abdul Syukur Ahmad telah memiliki pengalaman kerja yang beragam dan mendalam dalam berbagai organisasi, baik nasional maupun internasional. Sebagai contoh, ia telah menjabat sebagai Program Manager di Sulawesi Community Foundation selama sepuluh tahun (2009-2019), di mana ia mengembangkan dan memfasilitasi implementasi proyek serta program pelatihan untuk masyarakat dan pemangku kepentingan di wilayah Sulawesi. Selain itu, ia juga bekerja sebagai Technical Expert untuk Forest Finest Consulting GmBh – Forest Stewardship Council (FSC) dari Desember 2019 hingga November 2020, melakukan penelitian dan penilaian terhadap pelanggaran yang terkait dengan kegiatan hutan. Pengalaman Abdul mencakup berbagai peran dan tanggung jawab di berbagai organisasi, menunjukkan dedikasinya yang kokoh terhadap pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Abdul Syukur Ahmad telah memberikan layanan jasa kepada sejumlah organisasi ternama di bidang lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai contoh, dia bekerja sebagai National Expert Contractor untuk PRIMAKLIMA e.V. pada November 2019, melakukan survei dan wawancara pemangku kepentingan terkait proyek restorasi ekosistem. Dia juga bertugas sebagai National Technical Expert untuk TUV NORD CERT GmBh pada tahun 2019, yang melibatkan validasi proyek restorasi mangrove di Aceh dan Sumatera Utara. Selain itu, Abdul bekerja dengan Forest Stewardship Council (FSC) sebagai Independent Technical Expert dari Desember 2019 hingga November 2020, melakukan penelitian dan analisis terhadap pelanggaran kebijakan terkait aktivitas hutan. Kontribusinya telah berdampak positif pada pembangunan berkelanjutan di berbagai wilayah.

Abdul Syukur Ahmad memiliki ketertarikan khusus dalam keberlanjutan lingkungan dan pembangunan masyarakat. Dia memiliki fokus yang kuat pada keadilan sosial dan pelestarian lingkungan, terutama dalam konteks pengelolaan hutan dan sumber daya alam. Meskipun memiliki keahlian yang kuat dalam bidangnya, Abdul juga menyadari bahwa pembangunan berkelanjutan memerlukan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang kuat. Dia terbuka untuk belajar dan terus mengembangkan pemahamannya tentang isu-isu kompleks ini serta berkomitmen untuk mencari solusi yang berkelanjutan bagi tantangan lingkungan dan sosial yang dihadapi masyarakat.

 

Budi Santosa SIP, MM

Budi Santosa SIP, MM, adalah konsultan independen dalam isu keberlanjutan untuk profit dan non-profit. Dengan latar belakang pendidikan sarjana dalam Ilmu Politik dari Universitas Pasundan Bandung dan gelar Magister Manajemen dengan fokus pada Keberlanjutan Perusahaan dari Universitas Trisakti Jakarta, Budi menonjol dengan kepemimpinan dan keterampilan manajerialnya. Sifatnya yang penuh semangat terhadap keberlanjutan tercermin dalam dedikasinya dalam proyek-proyek yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Komitmen serta kemampuannya dalam menghubungkan sektor profit dan non-profit menjadikannya aset berharga dalam mencapai tujuan bersama dalam pembangunan berkelanjutan.

Budi Santosa telah mengakumulasi pengalaman kerja yang luas dalam berbagai organisasi dengan peran yang berbeda-beda. Dia memulai karirnya di sektor swasta sejak 23 tahun yang lalu sebelum beralih ke sektor non-profit pada tahun 2008. Di antara perannya yang paling mencolok, Budi pernah menjabat sebagai Development Director di The Nature Conservancy Indonesia (TNC), kemudian sebagai Executive Director di Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD). Selain itu, ia juga pernah menjadi Project Director di Crop Life Indonesia, Business Development Manager di Indonesia Institute for Energy Economics (IIEE), serta Fundraising Manager di Greenpeace Indonesia. Dalam rentang karirnya, Budi telah terlibat dalam proyek-proyek penting seperti Conflict Resolution Unit, Tropical Forest Alliance 2020, dan Green Lifestyle, yang semuanya bertujuan untuk mempromosikan keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan dalam konteks sosial, ekonomi, dan lingkungan.Budi Santosa telah memberikan layanan jasa yang beragam dalam berbagai organisasi, menunjukkan komitmen dan kontribusinya terhadap berbagai isu keberlanjutan. Dia telah bekerja dengan organisasi ternama seperti The Nature Conservancy Indonesia (TNC), Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Crop Life Indonesia, Greenpeace Indonesia, dan banyak lagi. Di antara layanan yang dia berikan adalah pengembangan strategi penggalangan dana, pengembangan bisnis sosial, manajemen konflik, serta pengembangan pedoman dan panduan untuk praktik bisnis yang berkelanjutan. Contoh dari output layanan yang diberikan termasuk peningkatan kesadaran publik tentang pentingnya mediasi dalam penyelesaian konflik, partisipasi dalam inisiatif global seperti Tropical Forest Alliance 2020, dan penerapan praktik bisnis yang bertanggung jawab dalam industri pertanian dan lingkungan. Semua layanan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan di tingkat global.

Budi Santosa menonjol dengan ketertarikan khususnya pada isu-isu keberlanjutan, terutama dalam konteks pembangunan berkelanjutan yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Keberpihakannya jelas terlihat dalam perannya sebagai konsultan independen, di mana ia berusaha untuk membantu profit dan non-profit dalam mencapai tujuan berkelanjutan. Meskipun memiliki latar belakang yang kuat dalam manajemen dan pemasaran, Budi sadar akan keterbatasannya dan terus belajar untuk mengatasi tantangan yang kompleks dalam menghadapi isu-isu keberlanjutan. Meskipun demikian, semangatnya yang besar dalam mengembangkan solusi inovatif dan berkelanjutan telah menginspirasi banyak pihak dan membantu menghasilkan dampak positif yang signifikan dalam masyarakat dan lingkungan.

 

Anggoro Budi Prasetyo

Anggoro beberapa teman memanggil Angie, lahir di Magelang, sarjana Arkeologi seringkali dibilang sarjana batu akik dengan gelar magisternya di bidang penanggulangan bencana. Anggoro seorang yang ramah dan supel, mudah bergaul serta tidak tegaan bahkan sebagian orang mengatakan tidak tegas kalau berhubungan dengan urusan personal. Namun kalau untuk urusan kelembagaan dia akan bisa sangat tegas.  Relasinya dengan teman-teman sejawat di pekerjaan sosial maupun dengan pemerintah dan masyarakat tidak diragukan lagi. 

Sejak masih mahasiswa di tahun 1997 sudah terlibat dalam kegiatan Mapala dan juga beberapa organisasi kemahasiswaan lainnya. Hal itu yang mendorongnya dalam kerja-kerja organisasional lainnya di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setelah dari beberapa Pusat Studi di kampusnya sebagai asisten peneliti. Tahun 2003 bergabung dengan LSM yang bergerak di isu gender sebagai CO hingga menjadi koordinator dan PLH ketua lembaga. Kemudian di tahun 2013 dipercaya sebagai direktur LSM yang bergerak di isu gender dan kebencanaan. Dan di tahun 2018 berpindah ke LSM yang isu utamanya kebencanaan, humanitarian dan perubahan iklim. Karena dedikasinya di dalam pengarusutamaan gender di DIY, dia mendapatkan anugerah Gender Champions dari Pemerintah DIY di tahun 2019. Sempat menjadi Koordinator maupun presidium di beberapa jejaring seperti Gender Working Group (GWG) DIY dan Forum Suara Korban Bencana, serta Forum Pengurangan Risiko Bencana DIY sampai sekarang.

Selama masa kuliah, Anggoro sudah terlibat dalam beberapa pekerjaan di kampusnya sebagai asisten profesor untuk program studi S2, kemudian tergabung dalam Pusat Studi Asia Pasifik dari tahun 2005 sebagai pendamping masyarakat, sekaligus asisten peneliti di daerah Segara Anakan Kampung Laut Cilacap dekat Nusakambangan. Pendampingan dilakukan dengan fokus penyadaran masyarakat terkait dengan lingkungan mangrove yang mulai mengalami kerusakan. Dan mulai penasaran dengan salah satu program LSM di wilayah tersebut yang mendiskusikan tentang gender dan globalisasi menjadikan dia berabung dengan LSM IHAP di tahun 2005. Sebagai staf CO atau pengorganisasian kegiatan pendampingan dilakukan kembali di wilayah dampingan LSM IHAP tersebut. Sebagai fasilitator gender dan HKSR serta pengarusutamaan gender dilakukan sejak tahun 2006 hingga sekarang baik di komunitas maupun di pemerintahan. Selain itu juga sejak tahun 2006 pula menjadi fasilitator manajemen pengurangan risiko bencana hingga sekarang baik untuk di komunitas maupun pemerintah dan LSM. Selama masa kuliah, Anggoro sudah terlibat dalam beberapa pekerjaan di kampusnya sebagai asisten profesor untuk program studi S2, kemudian tergabung dalam Pusat Studi Asia Pasifik dari tahun 2005 sebagai pendamping masyarakat, sekaligus asisten peneliti di daerah Segara Anakan Kampung Laut Cilacap dekat Nusakambangan. Pendampingan dilakukan dengan fokus penyadaran masyarakat terkait dengan lingkungan mangrove yang mulai mengalami kerusakan. Dan mulai penasaran dengan salah satu program LSM di wilayah tersebut yang mendiskusikan tentang gender dan globalisasi menjadikan dia berabung dengan LSM IHAP di tahun 2005. Sebagai staf CO atau pengorganisasian kegiatan pendampingan dilakukan kembali di wilayah dampingan LSM IHAP tersebut. Sebagai fasilitator gender dan HKSR serta pengarusutamaan gender dilakukan sejak tahun 2006 hingga sekarang baik di komunitas maupun di pemerintahan. Selain itu juga sejak tahun 2006 pula menjadi fasilitator manajemen pengurangan risiko bencana hingga sekarang baik untuk di komunitas maupun pemerintah dan LSM. Terlibat sebagai seorang fasilitator nasional BNPB sejak tahun 2015 hingga sekarang.

Hal yang cukup unik dari seorang Anggoro dikenal sebagai direktur berbagai lembaga, dikarenakan selain sebagai koordinator di IHAP, kemudian sebagai Presidium Forum Suara Korban Bencana dan Koordinator Bidang di Forum Pengurangan Risiko Bencana DIY. Setelah itu diminta untuk menjadi Direktur di LSM Aksara bersamaan sebagai koordinator GWG Jogja, lalu tahun 2018 diminta sebagai Direktur Pujiono Centre hingga sekarang. Hal tersebut harus dilakukan karena ketertarikannya dalam isu kebencanaan, perubahan ikilim, humanitarian serta pengarusutamaan gender terutama dalam perencanaan penganggaran yang responsif gender. Di isu-isu tersebutlah kiprahnya dilakukan dengan sungguh-sungguh, namun tidak mengurangi ketertarikan untuk belajar di isu-isu lainnya yang tetap dilakukan hingga saat ini.