Subhan

Dengan latar belakang pendidikan sarjana akuntansi 17 tahun lalu di Institut Perbanas, Subhan memiliki pengalaman dalam bidang akuntansi dan khususnya untuk NGO. Kemampuan komunikasi yang baik, kreatif, dan inovatif ditempuhnya saat menjadi mentor dalam penyusunan SOP Keuangan di beberapa NGO lokal, termasuk di Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan wilayah lainnya.

Pengalaman organisasional dimulai saat kuliah, saat bergabung dengan Pecinta Alam Mahasiswa. Keanggotaan tersebut membutuhkan integritas tinggi, tanggung jawab penuh, dan komitmen kuat, sehingga Subhan pernah dipercaya sebagai pemimpin (Ketua Mapala) selama 2 periode kepemimpinan 2023-2024.

Kemudian selain itu dengan pengalaman di organisasi Penabulu dalam memimpin Tim Keuangan beberapa project penabulu dari tahun 2013 hingga 2018, dan sebagai Internal Control Coordinator project Global Fund PR Konsorsium Penabulu-STPI periode tahun 2021-203.

Subhan telah berhasil mengelola keuangan, menyusun laporan publik, dan mengelola dana hibah untuk proyek-proyek NGO. Di Yayasan Penabulu dan Islamic Relief Worldwide, ia bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi bulanan. Subhan juga memiliki pengalaman dalam pengendalian keuangan, termasuk perencanaan dan pengendalian anggaran di berbagai proyek, seperti dalam The Global Fund ATM Project PR Komuitas Konsorsium Penabulu-STPI. Keahlian dalam beberapa software akuntansi, termasuk Microsoft Dynamic AX, Quill, dan SANGO, menambah nilai pengalamannya yang luas selama 15 tahun di berbagai NGO dan proyek-proyek besar.

Subhan menonjolkan keberhasilannya dalam kepemimpinan sebagai ketua Pecinta Alam dan kemampuannya dalam menyusun SOP Keuangan di berbagai NGO lokal. Dia memiliki pengalaman yang luas dalam manajemen keuangan, penyusunan laporan keuangan, dan pengelolaan dana hibah untuk proyek-proyek NGO, terutama di Penabulu Foundation dan Islamic Relief Worldwide. Subhan juga mencerminkan keahliannya dalam pengendalian keuangan, termasuk perencanaan dan pengendalian anggaran, serta persiapan untuk audit lembaga atau proyek di lapangan. Keahliannya dalam beberapa software akuntansi, seperti Microsoft Dynamic AX, QuillTM, dan SANGO, mencerminkan ketekunan dan adaptabilitasnya dalam lingkungan kerja yang beragam.

Marsen Benediktus Sinaga

Marsen Benediktus Sinaga, lahir 1971, konsultan Indonesia terkemuka dalam Manajemen Berbasis Hasil, Manajemen Proyek, dan Penguatan Institusi. Lulusan Filsafat, Hukum, dan Studi Perdamaian. Dengan pengalaman 15 tahun, ahli dalam fasilitasi, pelatihan, dan riset. Berperan penting di Studio Tanya dan Insist Press. Lancar berbahasa Inggris. Mempengaruhi diskusi di Indonesia, Timor Leste, dan Kamboja melalui tulisan dan aktivisme untuk keadilan sosial. Marsen Benediktus Sinaga memiliki pengalaman kerja yang luas dan beragam dalam berbagai posisi organisasional. Sejak 2004, ia telah menjadi konsultan, trainer, dan peneliti dalam berbagai bidang seperti Manajemen Siklus Proyek, Evaluasi Eksternal, dan Penguatan Organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Direktur di Studio Tanya sejak 2020, dan sebelumnya sebagai Manajer di Insist Press dari April 2019 hingga Desember 2021. Sebagai Wakil Perwakilan Negara Indonesia untuk Canadian Catholic Organization for Development and Peace (CCODP) dari Mei 2010 hingga Desember 2015, ia mendukung mitra lokal dalam perencanaan strategis dan evaluasi. Marsen juga terlibat dalam berbagai proyek bersama Semarak Cerlang Nusa – Consultancy, Research and Education for Social Transformation (SCN-SCEST) serta International Labour Organization (ILO). Posisi dan pengalaman organisasionalnya mencerminkan dedikasi panjang dalam pengembangan masyarakat dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika sosial.

Marsen Benediktus Sinaga telah memberikan layanan jasa yang luas kepada berbagai organisasi selama bertahun-tahun. Sebagai Direktur di Studio Tanya sejak 2020, ia menyediakan pendidikan kritis yang reflektif. Sebagai Manajer di Insist Press dari 2019 hingga 2021, ia menghadirkan penerbitan independen untuk isu-isu populer. Sebagai Wakil Perwakilan Negara Indonesia untuk Canadian Catholic Organization for Development and Peace (CCODP) dari 2010 hingga 2015, ia mendukung mitra lokal dalam perencanaan strategis dan evaluasi. Sebelumnya, Marsen telah memberikan layanan jasa kepada organisasi seperti Semarak Cerlang Nusa – Consultancy, Research and Education for Social Transformation (SCN-SCEST) dan International Labour Organization (ILO). Dengan output berupa pelatihan, konsultasi, dan riset, pengalamannya mencerminkan kontribusi yang substansial dalam pengembangan masyarakat dan keberlanjutan organisasional.

Marsen Benediktus Sinaga memiliki ketertarikan khusus dalam penguatan masyarakat, keadilan sosial,dan pembangunan berkelanjutan. Selama kariernya, ia telah secara konsisten memperjuangkan hak-hak pekerja, keberlanjutan lingkungan, dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Marsen juga secara aktif terlibat dalam advokasi untuk pekerja migran dan masyarakat adat, serta mengkaji dampak kebijakan ekonomi global terhadap mereka. Meskipun memiliki keahlian yang luas, Marsen mungkin menghadapi keterbatasan dalam sumber daya atau aksesibilitas, terutama dalam konteks pekerjaan dengan komunitas yang rentan atau terpinggirkan. Namun, dedikasinya terhadap tujuan-tujuan tersebut tetap kuat, dan ia terus berupaya untuk memberikan kontribusi yang bermakna dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.

 

 

Akbar Ali

Akbar Ali adalah seorang profesional yang memiliki pengalaman dan keahlian yang luas dalam berbagai bidang, termasuk Perencanaan Perkotaan dan Regional, Program WASH, Pengembangan Tenaga Kerja, dan Manajemen Lingkungan. Dengan latar belakang gelar Sarjana di bidang Perencanaan Perkotaan dan Regional dari Institut Teknologi Bandung, Akbar telah membuktikan kemampuannya dalam memimpin proyek-proyek pembangunan yang kompleks.

Sebagai seorang Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran (MEL) Specialist, Akbar telah terlibat dalam merancang dan melaksanakan sistem M&E untuk proyek-proyek internasional seperti IFES Indonesia dan USAID INVEST DM 2.0. Kemampuannya dalam merancang proposal proyek dan menerapkan kerangka kerja pemantauan dan evaluasi yang logis telah membantu memastikan keberhasilan implementasi proyek.

Akbar juga memiliki pengalaman yang kuat dalam manajemen program dan kegiatan pengembangan masyarakat. Sebagai Senior Monitoring, Evaluasi, Penelitian, dan Pembelajaran (MERL) Specialist untuk Penabulu Foundation, ia telah memimpin evaluasi proyek-proyek berdampak besar seperti CO-EVOLVE 2 dan ECHO Green. Keahliannya dalam mengelola dan menganalisis data evaluasi telah membantu menyediakan wawasan berharga untuk perbaikan program dan kebijakan.

Dalam kariernya, Akbar telah berperan sebagai koordinator proyek, penasihat teknis, dan manajer program untuk berbagai organisasi dan lembaga, termasuk YAPPIKA-ActionAid dan PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk. Keterampilan komunikasinya yang kuat dan kemampuannya untuk bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan telah menjadi kunci kesuksesan proyek-proyek yang ia pimpin.

Dengan kualifikasi pendidikan yang kuat, keahlian yang luas, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Akbar Ali merupakan sosok yang berharga dalam bidang pengembangan internasional dan manajemen program di Indonesia. Dedikasinya terhadap kemajuan masyarakat dan pengalaman praktisnya membuatnya menjadi pemimpin yang efektif dalam mengatasi tantangan-tantangan pembangunan yang kompleks.

Mohammad Tamsil

Dengan latarbelakang pendidikan Tamsil yakni  hukum perdata & Kenotariatan menunjang dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai spesialis perencanaan dan pengembangan bisnis khususnya dalam aspek legal & hukum yang menjadi salah satu aspek penting dalam pengelolaan suatu bisnis.

Memiliki pengalaman dan pembelajaran dalam dunia kewirausahaan berdasarkan praktik-praktik riil di lapangan sejak tahun 2010, dan banyak terlibat dalam proyek-proyek yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi kemasyarakatan bersama Penabulu sejak tahun 2015

Selain terlibat dalam proyek-proyek yang dikelola oleh Penabulu, Beliau juga sudah mendampingi beberapa lembaga dalam hal strategi pengembangan unit usaha lembaga seperti Koperasi Walhi Adil Lestari dalam perencanaan & pengembangan bisnis koperasi sejak 2022 hingga saat ini, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam membangun perencanaan bisnis bagi mitra-mitra YKAN di Kab. Berau pada tahun 2023, lebih dari 70 BUMDes se-Kudus mitra Djarum Foundation sejak tahun 2022 hingga saat ini dalam mentoring penyusunan perencanaan bisnis BUMDes, co-Founder & Business Development PT. Jentera Garda Futura (Plepah.id) sejak tahun 2019 hingga saat ini dan banyak lembaga-lembaga lokal di beberapa daerah untuk pendampingan penyusunan perencanaan usaha lembaga.

Upaya untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri harus diawali dengan memberikan akses ilmu pengetahuan kepada mereka dan kemudian dilakukan pendampingan intensif sampai dinilai mereka cukup siap untuk melanjutkan kemandirianya.

Misan

Misan adalah seorang profesional yang telah mengumpulkan pengalaman berharga dalam berbagai bidang, menandai perjalanannya dengan kesetiaan pada kesejahteraan sosial dan pembangunan komunitas. Dengan gelar Magister dalam Kesejahteraan Sosial dan Sarjana dalam Pengembangan Komunitas Islam, Misan telah membangun fondasi pendidikan yang kuat. Dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta, dia membawa semangat dan adaptabilitas ke dalam perjalanannya yang beragam di dunia kerja.

Pertama-tama, Misan memulai karirnya sebagai Petugas Administrasi dan Keuangan Program untuk FHI-ASA, tempat ia terlibat dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kemitraan untuk kampanye HIV/AIDS. Pengalaman awal ini memicu semangatnya untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Misan kemudian melangkah ke peran yang lebih besar, termasuk sebagai Pejabat Kemitraan di Yayasan SatuDunia, di mana dia membangun kerjasama, mengadakan pelatihan, dan mengelola basis data dengan cermat.

Peran kunci Misan sebagai Petugas Administrasi untuk program Penguatan Sistem Komunitas untuk Mengurangi Kerentanan dan Dampak Infeksi HIV menunjukkan kepiawaiannya dalam manajemen operasional, koordinasi tim, dan memastikan kepatuhan terhadap standar operasional. Pengalaman sebagai Koordinator Evaluasi Kemitraan dan Pemantauan untuk Pengeluaran Kampanye Media Pemilihan dalam Pemilihan Presiden 2014 melibatkan Misan dalam manajemen data, fasilitasi partisipasi pemangku kepentingan, dan memastikan kesuksesan program.

Saat ini, Misan menjabat sebagai Staf HR di PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, di mana ia bertanggung jawab atas rekrutmen, pengembangan karyawan, dan memastikan kepatuhan organisasi. Dia menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan produktif, mendorong pertumbuhan dan kolaborasi.

Di luar pekerjaan, Misan adalah individu yang menonjol dengan integritas, kepedulian, dan komitmen pada pelayanan masyarakat. Dia adalah pemimpin yang menempatkan keadilan sosial sebagai prinsip utama dalam tindakan dan keputusan. Melalui dedikasinya yang tak tergoyahkan, Misan memiliki visi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan empatik.

Dengan pengalaman yang beragam dan kepemimpinan yang kuat, Misan terus membuktikan dirinya sebagai agen perubahan yang efektif dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Dalam setiap langkahnya, Misan menjaga komitmennya untuk menciptakan perubahan positif, menjadikannya tokoh yang dihormati dan diandalkan di dunia pembangunan komunitas.

Eko Sujatmo,S.E.

Eko Sujatmo, SE, seorang Spesialis Tata Kelola Desa di Perkumpulan Desa Lestari, Yogyakarta. Dia lahir pada 4 Maret 1983, memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi. Keahliannya mencakup pemberdayaan masyarakat, fasilitasi pelatihan, dan advokasi kebijakan. Karakternya mencerminkan dedikasi, keuletan, dan keterampilan dalam membangun kemitraan dengan pemerintah dan elemen masyarakat. Sebagai pemimpin program, dia menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan desa.

Eko Sujatmo telah mengakumulasi pengalaman kerja organisasional yang luas selama bertahun-tahun. Dia mulai sebagai volunter pada program “Strengthening Civic Value: Ecosoc Right and Democratic Governance” pada 2010. Selanjutnya, dia menjadi volunter untuk PNPM Peduli pada 2011, mengambil peran dalam “Empowerment Farmer Bargaining Power to Improve Sustainable Community Livelihood”. Pada 2012, dia menjadi Fasilitator Kelompok Pengelola Hutan Rakyat Lestari. Dari 2013 hingga 2015, dia bekerja sebagai Pendamping Lokal Unit Pengelola Kegiatan di PNPM Mandiri. Sejak 2015, Eko telah menjabat dalam berbagai posisi di Perkumpulan Desa Lestari, termasuk sebagai Pendamping Desa, Tim Penulis Buku, Spesialis Kebijakan Desa, hingga Program Manager Pengembangan BUMDes. Pengalamannya yang kaya ini mencerminkan dedikasinya dalam memperkuat masyarakat desa dan mengembangkan keberlanjutan lokal.

Eko Sujatmo telah memberikan layanan jasa yang signifikan melalui berbagai organisasi. Sebagai bagian dari Perkumpulan Desa Lestari sejak Oktober 2015, dia telah memperkuat pemerintahan desa, memperluas partisipasi masyarakat desa dalam perencanaan pembangunan, dan membangun kemitraan dengan pemerintah serta organisasi lokal. Dia juga menginisiasi dan memfasilitasi pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai upaya pengembangan ekonomi lokal. Selain itu, melalui kolaborasi dengan Yayasan Saemaul Globalisasi Indonesia, PALUMA Nusantara, Jaringan Nelayan (JALA), dan Djarum Foundation, Eko telah memberikan kontribusi dalam pengembangan pembangunan desa, kelestarian lingkungan, dan penguatan ekonomi lokal di berbagai daerah, seperti Gunungkidul, Kudus, dan Tanjung Batu. Ini mencerminkan dedikasinya dalam memberikan layanan jasa yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.Eko Sujatmo memiliki ketertarikan khusus dan komitmen yang kuat terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Keberpihakannya jelas terlihat dalam upayanya memperkuat tata kelola pemerintahan desa, memperluas partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan membangun kemitraan dengan berbagai pihak terkait. Namun, mungkin ada keterbatasan atau tantangan yang dihadapi, seperti kemungkinan terbatasnya sumber daya atau aksesibilitas di daerah pedesaan. Meskipun demikian, kesungguhan dan dedikasinya terhadap pekerjaannya tampaknya menjadi pendorong utama dalam mengatasi hambatan dan memberikan dampak positif bagi komunitas lokal. Eko Sujatmo juga mungkin memiliki keinginan untuk terus belajar dan berkembang dalam bidang pengembangan desa dan keberlanjutan.

Budi Santosa SIP, MM

Budi Santosa SIP, MM, adalah konsultan independen dalam isu keberlanjutan untuk profit dan non-profit. Dengan latar belakang pendidikan sarjana dalam Ilmu Politik dari Universitas Pasundan Bandung dan gelar Magister Manajemen dengan fokus pada Keberlanjutan Perusahaan dari Universitas Trisakti Jakarta, Budi menonjol dengan kepemimpinan dan keterampilan manajerialnya. Sifatnya yang penuh semangat terhadap keberlanjutan tercermin dalam dedikasinya dalam proyek-proyek yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Komitmen serta kemampuannya dalam menghubungkan sektor profit dan non-profit menjadikannya aset berharga dalam mencapai tujuan bersama dalam pembangunan berkelanjutan.

Budi Santosa telah mengakumulasi pengalaman kerja yang luas dalam berbagai organisasi dengan peran yang berbeda-beda. Dia memulai karirnya di sektor swasta sejak 23 tahun yang lalu sebelum beralih ke sektor non-profit pada tahun 2008. Di antara perannya yang paling mencolok, Budi pernah menjabat sebagai Development Director di The Nature Conservancy Indonesia (TNC), kemudian sebagai Executive Director di Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD). Selain itu, ia juga pernah menjadi Project Director di Crop Life Indonesia, Business Development Manager di Indonesia Institute for Energy Economics (IIEE), serta Fundraising Manager di Greenpeace Indonesia. Dalam rentang karirnya, Budi telah terlibat dalam proyek-proyek penting seperti Conflict Resolution Unit, Tropical Forest Alliance 2020, dan Green Lifestyle, yang semuanya bertujuan untuk mempromosikan keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan dalam konteks sosial, ekonomi, dan lingkungan.Budi Santosa telah memberikan layanan jasa yang beragam dalam berbagai organisasi, menunjukkan komitmen dan kontribusinya terhadap berbagai isu keberlanjutan. Dia telah bekerja dengan organisasi ternama seperti The Nature Conservancy Indonesia (TNC), Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Crop Life Indonesia, Greenpeace Indonesia, dan banyak lagi. Di antara layanan yang dia berikan adalah pengembangan strategi penggalangan dana, pengembangan bisnis sosial, manajemen konflik, serta pengembangan pedoman dan panduan untuk praktik bisnis yang berkelanjutan. Contoh dari output layanan yang diberikan termasuk peningkatan kesadaran publik tentang pentingnya mediasi dalam penyelesaian konflik, partisipasi dalam inisiatif global seperti Tropical Forest Alliance 2020, dan penerapan praktik bisnis yang bertanggung jawab dalam industri pertanian dan lingkungan. Semua layanan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan di tingkat global.

Budi Santosa menonjol dengan ketertarikan khususnya pada isu-isu keberlanjutan, terutama dalam konteks pembangunan berkelanjutan yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Keberpihakannya jelas terlihat dalam perannya sebagai konsultan independen, di mana ia berusaha untuk membantu profit dan non-profit dalam mencapai tujuan berkelanjutan. Meskipun memiliki latar belakang yang kuat dalam manajemen dan pemasaran, Budi sadar akan keterbatasannya dan terus belajar untuk mengatasi tantangan yang kompleks dalam menghadapi isu-isu keberlanjutan. Meskipun demikian, semangatnya yang besar dalam mengembangkan solusi inovatif dan berkelanjutan telah menginspirasi banyak pihak dan membantu menghasilkan dampak positif yang signifikan dalam masyarakat dan lingkungan.

 

Anggoro Budi Prasetyo

Anggoro beberapa teman memanggil Angie, lahir di Magelang, sarjana Arkeologi seringkali dibilang sarjana batu akik dengan gelar magisternya di bidang penanggulangan bencana. Anggoro seorang yang ramah dan supel, mudah bergaul serta tidak tegaan bahkan sebagian orang mengatakan tidak tegas kalau berhubungan dengan urusan personal. Namun kalau untuk urusan kelembagaan dia akan bisa sangat tegas.  Relasinya dengan teman-teman sejawat di pekerjaan sosial maupun dengan pemerintah dan masyarakat tidak diragukan lagi. 

Sejak masih mahasiswa di tahun 1997 sudah terlibat dalam kegiatan Mapala dan juga beberapa organisasi kemahasiswaan lainnya. Hal itu yang mendorongnya dalam kerja-kerja organisasional lainnya di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setelah dari beberapa Pusat Studi di kampusnya sebagai asisten peneliti. Tahun 2003 bergabung dengan LSM yang bergerak di isu gender sebagai CO hingga menjadi koordinator dan PLH ketua lembaga. Kemudian di tahun 2013 dipercaya sebagai direktur LSM yang bergerak di isu gender dan kebencanaan. Dan di tahun 2018 berpindah ke LSM yang isu utamanya kebencanaan, humanitarian dan perubahan iklim. Karena dedikasinya di dalam pengarusutamaan gender di DIY, dia mendapatkan anugerah Gender Champions dari Pemerintah DIY di tahun 2019. Sempat menjadi Koordinator maupun presidium di beberapa jejaring seperti Gender Working Group (GWG) DIY dan Forum Suara Korban Bencana, serta Forum Pengurangan Risiko Bencana DIY sampai sekarang.

Selama masa kuliah, Anggoro sudah terlibat dalam beberapa pekerjaan di kampusnya sebagai asisten profesor untuk program studi S2, kemudian tergabung dalam Pusat Studi Asia Pasifik dari tahun 2005 sebagai pendamping masyarakat, sekaligus asisten peneliti di daerah Segara Anakan Kampung Laut Cilacap dekat Nusakambangan. Pendampingan dilakukan dengan fokus penyadaran masyarakat terkait dengan lingkungan mangrove yang mulai mengalami kerusakan. Dan mulai penasaran dengan salah satu program LSM di wilayah tersebut yang mendiskusikan tentang gender dan globalisasi menjadikan dia berabung dengan LSM IHAP di tahun 2005. Sebagai staf CO atau pengorganisasian kegiatan pendampingan dilakukan kembali di wilayah dampingan LSM IHAP tersebut. Sebagai fasilitator gender dan HKSR serta pengarusutamaan gender dilakukan sejak tahun 2006 hingga sekarang baik di komunitas maupun di pemerintahan. Selain itu juga sejak tahun 2006 pula menjadi fasilitator manajemen pengurangan risiko bencana hingga sekarang baik untuk di komunitas maupun pemerintah dan LSM. Selama masa kuliah, Anggoro sudah terlibat dalam beberapa pekerjaan di kampusnya sebagai asisten profesor untuk program studi S2, kemudian tergabung dalam Pusat Studi Asia Pasifik dari tahun 2005 sebagai pendamping masyarakat, sekaligus asisten peneliti di daerah Segara Anakan Kampung Laut Cilacap dekat Nusakambangan. Pendampingan dilakukan dengan fokus penyadaran masyarakat terkait dengan lingkungan mangrove yang mulai mengalami kerusakan. Dan mulai penasaran dengan salah satu program LSM di wilayah tersebut yang mendiskusikan tentang gender dan globalisasi menjadikan dia berabung dengan LSM IHAP di tahun 2005. Sebagai staf CO atau pengorganisasian kegiatan pendampingan dilakukan kembali di wilayah dampingan LSM IHAP tersebut. Sebagai fasilitator gender dan HKSR serta pengarusutamaan gender dilakukan sejak tahun 2006 hingga sekarang baik di komunitas maupun di pemerintahan. Selain itu juga sejak tahun 2006 pula menjadi fasilitator manajemen pengurangan risiko bencana hingga sekarang baik untuk di komunitas maupun pemerintah dan LSM. Terlibat sebagai seorang fasilitator nasional BNPB sejak tahun 2015 hingga sekarang.

Hal yang cukup unik dari seorang Anggoro dikenal sebagai direktur berbagai lembaga, dikarenakan selain sebagai koordinator di IHAP, kemudian sebagai Presidium Forum Suara Korban Bencana dan Koordinator Bidang di Forum Pengurangan Risiko Bencana DIY. Setelah itu diminta untuk menjadi Direktur di LSM Aksara bersamaan sebagai koordinator GWG Jogja, lalu tahun 2018 diminta sebagai Direktur Pujiono Centre hingga sekarang. Hal tersebut harus dilakukan karena ketertarikannya dalam isu kebencanaan, perubahan ikilim, humanitarian serta pengarusutamaan gender terutama dalam perencanaan penganggaran yang responsif gender. Di isu-isu tersebutlah kiprahnya dilakukan dengan sungguh-sungguh, namun tidak mengurangi ketertarikan untuk belajar di isu-isu lainnya yang tetap dilakukan hingga saat ini.

 

Kartisah Ajeng Kesuma Ningrum

Ajeng adalah seorang konsultan dan fasilitator profesional yang menemukan jalan profesinya melalui proses belajar dari pengalamannya selama kurang lebih 20 tahun. Dia  mengenyam Pendidikan di Institut Pertanian Bogor dan Fisip UI untuk belajar ilmu politik. Namun aktivitasnya di NGO yang banyak menghubungkannya pada kerja-kerja advokasi kebijakan, pengelolaan jaringan NGO, pengelolaan program, dan penataan kelembagaanlah yang lebih banyak berkontribusi pada kapasitasnya saat ini sebagai konsultan dan fasilitator.  Pada proses-proses itu dia banyak belajar mengelola dan memfasilitasi forum-forum, baik yang sifatnya kelembagaan maupun lintas organisasi dan lintas isu.

Pengalamannya aktif di NGO dimulai pada saat dia bergabung di YAPPIKA sebagai Project Officer Advokasi dan Jaringan pada tahun 1999 hingga 2004, lalu berlanjut sebagai Manager  Advokasi dan Jaringan hingga tahun 2010.  Pada waktu bersamaan, yaitu antara 2004 hingga 2010 dia juga aktif sebagai Koordinator  Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3), yaitu suatu jaringan masyarakat sipil yang berfokus pada advokasi pelayanan publik di Indonesia.

Profesinya sebagai konsultan dan fasilitator independen dimulainya tahun 2011. Dengan memfokuskan keahlian pada fasilitasi dan asistensi penguatan kelembagan NGO, perancangan program, pendampingan kapasitas advokasi dan analisis stakeholder, serta pendampingan pembuatan desain pelatihan dan teknik fasilitasi. Di tengah perjalanannya sebagai konsultan dan fasilitator independent, pada tahun 2016 Indonesia Budget Center (IBC) yaitu NGO yang bergerak di isu advokasi anggaran negara memintanya mengambil peran Direktur sementara selama dua tahun. Dia menggunakan masa dua tahun tersebut sebagai proses belajar, menggeluti penataan kelembagaan secara lebih dekat. Kemudian pada tahun 2018 hingga saat ini dia kembali memfokuskan perhatiannya pada profesinya sebagai konsultan dan fasilitator independent.

Pengalamannya memfasilitasi kelembagaan berbagai NGO dalam 14 tahun terakhir membuatnya cukup dipercaya oleh banyak NGO untuk memberikan pendampingan dan fasilitasi penyusunan perencanaan strategis, penyusunan perancangan program kerja, penyusunan rencana kerja organisasi, assessment kapasitas organsiasi, penyusunan roadmap advokasi berbagai koalisi dan jaringan advokasi.

Saat ini, Ajeng sedang menekuni pendekatan mindfulness untuk mengembangkan metode pembelajaran dalam proses fasilitasi. Hal ini menunjukkan dedikasinya untuk terus berkembang secara pribadi dan profesional serta upayanya untuk memperdalam pemahaman dalam fasilitasi yang berkesadaran.

M. Suhud Ridwan

Muhammad Suhud Ridwan, S.Th.I., lahir di Jakarta pada 27 Februari 1982. Dia adalah lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan gelar Strata 1 dalam bidang Tafsir Hadis. Berpengalaman luas dalam pengembangan masyarakat dan manajemen risiko bencana. Berdedikasi, proaktif, dan terampil dalam mengelola program-program pembangunan. Memiliki kemampuan komunikasi yang kuat dan keahlian dalam aplikasi Microsoft Office serta pengembangan web dasar.

Muhammad Suhud Ridwan telah memiliki pengalaman kerja yang luas dan beragam dalam berbagai organisasi. Dia telah menjabat sebagai Sub Recipient Manager Konsorsium Penabulu – STPI DKI Jakarta dari tahun 2021 hingga 2023. Sebelumnya, dia pernah menjadi Program Manager Penabulu PaluRelief di Sulawesi Tengah pada tahun 2020. Pengalamannya juga meliputi peran sebagai Koordinator Lapangan Program Sekolah Hijau Japfa di Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang pada tahun 2019. Selain itu, dia memiliki pengalaman dalam mengkoordinasikan berbagai proyek, seperti Project Coordinator Penabulu Konsorsium dalam Program Kemakmuran Hijau MCA Indonesia di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dari 2016 hingga 2018, serta berbagai peran lainnya dalam pembangunan masyarakat dan manajemen risiko bencana sejak tahun 2006.

Muhammad Suhud Ridwan telah memberikan layanan jasa yang beragam kepada berbagai organisasi dengan hasil yang signifikan. Dia terlibat dalam proyek-proyek seperti pendampingan penguatan kelembagaan POKJA Heart Of Borneo di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur (WWF Indonesia) dari 2014 hingga 2016. Selain itu, dia turut dalam pendampingan penyusunan proposal untuk calon mitra LSM dan KSM TFCA di beberapa daerah seperti Kabupaten Berau dan Putussibau dari tahun 2014 hingga 2016. Pengalamannya juga mencakup proyek koordinasi pembangkit listrik tenaga mikro hydro di Garut, Jawa Barat (CSR BNI dan Garuda Indonesia), serta penguatan kelembagaan kampung di beberapa wilayah terkait UU No.6 Tahun 2014. Keterlibatannya dalam proyek-proyek ini mencerminkan komitmen dan kemampuan dalam memberikan layanan jasa yang berkualitas.

Suhud sangat concern terhadap isu – isu lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat dan keterilbatan lintas sektor pada pembangunan berkelanjutan.